Showing posts with label Gaya Hidup. Show all posts
Showing posts with label Gaya Hidup. Show all posts

Tuesday, April 17, 2018

Bubuk Kafein Picu Jantung dan Kematian



bahaya bubuk kafein
Bubuk kafein memiliki konsentrasi yang tinggi.

Produk kafein massal atau kafein anhidrat (kafein bubuk) telah menewaskan dua remaja yang diduga mendapatkan produk tersebut secara ilegal. "Produk kafein anhidrat ini menjadi ancaman kesehatan yang signifikan bagi karena memiliki risiko tinggi untuk digunakan secara keliru dan dalam dosis yang berlebihan,” pernyataan Food and Drug Administration (FDA), Jumat (13 April 2018), dilansir dari nbcnews.com.

Dalam pernyataan tertulisnya, FDA menyatakan kafein murni dengan konsentrasi tinggi sering dijual dalam kemasan curah, yang dikaitkan dengan kematian dua remaja karena mengalami over dosis kafein.

Kafein anhidrat pada dasarnya adalah bentuk bubuk dari kafein, umumnya digunakan sebgaia tambahan untuk suplemen gizi, minuman berenergi, dan pil penurun berat badan.

FDA telah memperingatkan tentang bahaya kafein bubuk sejak 2014 lalu, ketika seorang remaja Ohio meninggal setelah mengonsumsinya. Pihaknya juga secara khusus meminta penjual untuk berhenti menyediakan langsung kepada konsumen.

"Meskipun ada beberapa tindakan terhadap produk-produk ini di masa lalu, tapi kami mengamati tren penjualan bubuk kafein secara langsung ke konsumen terus berlanjut. Bubuk Kafein ini dijual sebagai suplemen makanan dalam jumlah yang besar sampai ribuan porsi per kontainer,” kata Komisaris FDA Dr. Scott Gottlieb.

“Produk ini terkadang digunakan dengan keliru dan mengandung risiko bahaya, misalnya remaja untuk mendapatkan tendangan energi, nekad mencampur kafein konsentrasi sangat tinggi ke dalam koktail olahraga.”


Setara 28 Cangkir Kopi



Setengah cangkir kafein cair konsentrasi tinggi mengandung sekitar 2.000 mg kafein, dan satu sendok teh bubuk kafein murni mengandung sekitar 3.200 mg kafein. “Ini setara dengan sekitar 20 hingga 28 cangkir kopi, berpotensi dosis toksik kafein, " katanya.

Terlepas apakah produk itu mengandung label peringatan atau tidak, lanjutnya produk tersebut memiliki risiko penyakit atau cedera berat pada konsumen. Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan penyimpangan denyut jantung yang fatal berujung kematian.

Panduan dari FDA ini tidak termasuk untuk produk minuman energi dan suplemen yang mengandung kafein. Juga tidak berlaku untuk jenis produk lain yang mungkin juga mengandung kafein seperti obat resep, makanan tradisional, seperti minuman tradisional berkafein.


FDA menyatakan, produk kafein massal sangat membingungkan masyarakat karena memungkinkan secara tidak sengaja terjadi penggunaan overdosis pada mereka.

“Produk berkafein yang umum seperti kopi, teh, dan soda memiliki efek yang lebih kecil,  seperti kegelisahan dan tremor. Sementara, banyak orang yang tidak menyadari bahwa produk kafein murni dengan konsentrasi sangat pekat jauh lebih kuat dan dapat menyebabkan efek kesehatan yang serius, yaitu detak jantung lebih cepat, tidak menentu, kejang, dan menyebabkan kematian,” kata FDA.


Mirip Kokain

Beberapa penelitian juga sudah dilakukan sebelumnya. Sebuah penelitian di Purdue University, India menyatakan mencampur minuman berkafein tinggi dengan minuman beralkohol dapat memicu perubahan otak remaja yang mirip dengan efek menikmati kokain.

Dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Alcohol menunjukkan bahwa tanda-tanda fisik dan neurokimia tikus percobaan yang diberikan minuman energi tinggi kafein berebda dengan kelompok tikus yang diberi minum-minuman beralkohol.




Tapi, ketika minuman berkafein tinggi dicampur dengan alkohol diberikan kepada tikus,  tanda-tanda fisik dan neurokimia yang dialami tikus tersebut mirip dengan tikus percobaan yang diberi kokain.


Menurut Asisten Profesor Purdue University, Richard van Rijn, sepertinya kedua zat itu bersama-sama mendorong mereka hingga batas yang menyebabkan perubahan pada perilaku dan neurokimia di otak mereka. "Kami jelas melihat efek dari minuman tersebut yang digabungkan yakni kafein dan alkohol," katanya.

Paparan berulang terhadap alkohol berkafein menyebabkan tikus-tikus percobaan tersebut semakin aktif mirip efek menggunakan kokain. Selain itu, peneliti juga mendeteksi peningkatan kadar protein FosB, yang merupakan penanda perubahan jangka panjang dalam neurokimia yang meningkat pada mereka pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan morfin. ()





Sunday, April 8, 2018

Kopi Menyebabkan Kanker? Fakta atau Mitos?

Kopi Kanker
Hakim di Los Angeles, California memerintahkan
perusahaan memasang label peringatan kanker pada produk kopi.


Seorang hakim Los Angeles, pada Kamis, 29 Maret 2018, memerintahkan perusahaan-perusahaan kopi untuk memasang label peringatan kanker pada produk mereka. Hal ini dipicu oleh gugatan oleh kelompok nirlaba, Lembaga Pendidikan dan Riset mengenai Bahan Berbahaya kepada para pembuat dan pengecer kopi terkenal seperti Starbucks, Dunkin’ Donuts, dan McDonald's.

Kelompok nirlaba ini mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut tidak memperingatkan konsumen bahwa memanggang kopi secara alami menghasilkan karsinogen yang disebut akrilamida. Hakim Pengadilan Tinggi, Elihu Berle mengatakan perusahaan-perusahaan kopi gagal membuktikan klaim mereka bahwa tidak ada risiko yang signifikan dari akrilamida.

"Para tertuduh gagal memenuhi beban pembuktian mereka dengan bukti meyakinkan bahwa konsumsi kopi memberi manfaat bagi kesehatan manusia," tulisnya, dilansir dari voaindonesia.com.

Apa Itu Akrilamida?

Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik sederhana yang memiliki rumus kimia C3H5NO dan berpotensi menyebabkan kanker atau karsinogenik). Akrilamida dapat terbentuk pada bahan makanan yang diproses dengan pemasanan tinggi seperti dibakar, dipanggang atau di goreng dengan temperatur mulai 120 °C dan dengan kadar 30 hingga 2300 mikromolal per kg.

Food and Drug Administration menguji tingkat akrilamida pada enam merek kopi dengan kandungan berkisar antara 175 hingga 351 parts per billion (sebuah ukuran konsentrasi bahan pencemar). Tertinggi adalah jenis kristal kopi dengan kafein yang telah dihilangkan.

Sebagai perbandingan french fries (kentang goreng) di salah satu jaringan restoran waralaba mengandung akrilamida sekitar 117 hingga 313 parts per billion. Akrilamida juga terdapat pada roti panggang, produk sereal, dan produk-produk tinggi karbohidrat lainnya yang diolah dengan digoreng, dibakar, atau dipanggang. 


Umumnya, akrilamida digunakan di industri untuk membersihkan air minum, bahan baku perekat, tinta cetak, zat warna sintetik, zat penstabil emulsi, kertas, dan kosmetik. Selain itu, akrilamida sering digunakan sebagai kopolimer pada pembuatan lensa kontak.

Lantas, apa bahaya akrilamid? Pada tahun 2005 Joint FAO/WHO Expert Committe on Food Additivies (JECFA) mengumumkan bahwa paparan akrilamid dalam jangka waktu lama pada tikus menunjukkan gejala genotoksik (memengaruhi gen) dan karsinogenik (dapat memicu kanker). Akrilamida pada dosis tinggi terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan saraf dan mengganggu reproduksi.

Namun, pengaruh karsinogenik pada manusia belum teruji kebenarannya. Meskipun demikian, penelitian lanjutan tentang bahaya akrilamida pada manusia masih terus dilakukan.

Bagaimana Menghindari Akrilamida?

Akrilamida terbentuk pada makanan saat terjadi reaksi Maillard, yaitu reaksi gula dalam makanan (contohnya glukosa, fruktosa, dan laktosa)  dengan asparagin bebas (sejenis asam amino dalam makanan yang terbentuk karena reaksi pencoklatan).

Nah, perlu diperhatikan, semakin gelap warna produk akibat pemanggangan atau penggorenganm maka semakin banyak kandungan akrilamida di dalamnya.  Lalu, bagaimana mengurangi paparan akrilamida pada makanan sehari-hari?

Mulailah mengurangi konsumsi makanan yang digoreng, dibakar dan dipanggang. Beralihlah para makanan yang direbus dan dikukus sebab pada makanan yang direbus dan dikukus tidak ditemukan akrilamida karena suhu pengolahannya berkisar 100 °C. Itu sebabnya makanan yang dikukus dan ditebus tidak terjadi pencoklatan.


Jika Anda sulit untuk benar-benar lepas dari makanan yang diolah dengan cara menggoreng dan memanggang, maka lakukan pengolahan makanan dengan tepat sehingga kadar akrilamidanya dapat diminimalkan. Jika ingin menggoreng kentang sebaiknya direndam dulu sekitar 15-30 menit agar kandungan gulanya berkurang.

Lalu, lakukan penggorengan atau pemanggangan menggunakan api kecil dan sedang. Goreng kentang hingga berwarna kuning keemasan, jangan sampai berwarna coklat muda. Penambahan antioksidan berupa daun bambu atau ekstrak teh hijau juga telah terbukti mengurangi level akrilamid pada pangan.

Minum Secangkir Kopi

Kembali kepada pembahasan awal, kesimpulannya, akrilamida tidak hanya terdapat pada kopi, tetapi pada semua produk pangan yang mengandung gula dan diolah dengan pemanasan tinggi seperti di goreng dan dipanggang.

U.S. Environmental Protection Agency telah menetapkan batas akrilamida untuk air minum, tapi tidak ada satupun untuk makanan. Pejabat Medis Utama dari the American Cancer Society, Dr. Otis Brawley menyatakan dosis dan jumlah akrilamida yang terkandung dalam kopi sangat sedikit, dibandingkan dengan jumlah akrilamida yang ditimbulkan dengan merokok.  “Saya pikir kita tidak perlu merisaukan dampak dari mengkonsumsi secangkir kopi.”

Pakar Nutrisi di Harvard School of Public Health, Dr. Edward Giovannucci juga memaparkan bahwa Badan Penelitian Kanker yang berada di bawah World Health Organization telah mencabut kopi dari daftar “kemungkinan penyebab kanker” sejak dua tahun lalu, meskipun lembaga itu menyatakan tidak ada cukup bukti untuk menyingkirkan kemungkinan peran yang ditimbulkan.

“Paling tidak, kopi bersifat netral. Kalaupun ada, ada bukti yang cukup baik tentang manfaat kopi dalam menanggulangi kanker,” ujar Edward.

Dr. Bruce Y. Lee dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health juga mengatakan paparan karsinogen dengan mengonsumsi secangkir kopi sehari tidak terlalu tinggi. Namun, bagi para penggemar kopi yang mengonsumsi kopi dalam jumlah besar sehari-harinya, dia  menyarankan untuk mengurangi tingkat konsumsi kopi. ()


Friday, March 23, 2018

Seberapa Sering Mencuci Handuk Agar Terhindar Dari Miliaran Bakteri?

Seberapa Sering Peralatan Rumah Tangga Harus Dibersihkan
Cucilah handuk sekali dua hari agar bakteri dan jamur tidak berkembangbiak
pada kain yang akan mengelap seluruh bagian tubuh Anda.


Kebersihan bisa agak subjektif,  ada orang yang merasa harus menyapu setiap kali  ada debu atau kotoran yang menempel di lantai, tapi ada juga yang baru menyapunya jika sudah cukup banyak debu yang mengotori lantainya. Namun, ahli memberikan beberapa saran dalam membersihkan rumah untuk menjaga kesehatan anggota keluarga Anda.

Jika Anda melihat kehidupan  di bawah microskop,  bulu kuduk Anda mungkin merinding. Bakteri kecil mungil dan mikroba yang terdiri dari virus, debu, jamur, bulu binatang, serbuk sari, keringat, eksresi, dan sel-sel kulit, semuanya menyerbu ruangan di rumah Anda.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Popular Science rentang hidup kuman sangat bervariasi tergantung pada jenis bakterinya. Misalnya E Coli (bakteri usus) dapat hidup selama beberapa jam hingga satu hari, sedangkan virus calici (penyebab flu perut) bisa hidup selama berhari-hari hingga beberapa minggu. Jadi, seberapa sering kita harus membersihkan bak mandi, toilet, atau mengganti sprei agar kuman-kuman kecil itu tidak berkumpul menjadi banyak dan menyebabkan penyakit? Mungkin lebih sering daripada yang  dipikirkan!

Cobalah Ikuti Saran Dua Ahli Ini

Ahli Mikrobiologi Jason Tetro yang juga ilmuwan tamu di Universitas Guelph dan penulis The Germ Code dan The Germ File, bersama Ahli Kebersihan Becky Rapinhuk, yang juga seorang penulis buku Simply Clean dan The Organically Clean Home memberikan saran standar dalam menjaga kebersihan rumah untuk kesehatan. Berikut saran mereka, seperti dikutip dari nbcnews.com.

GANTI SEPRAI?
SEKALI SEMINGGU. Meskipun kebanyakan bakteri pada seprai  berupa debu dan sebagian besar berupa bakteri dan jamur yang tidak berbahaya bersama dengan kotoran dan minyak yang minyak yang  terkelupas selama tidur. Semua ini dapat  melekat pada seprai dan  kulit kita,  berkontribusi terhadap jerawat dan ketombe. Agar tempat tidur  bersih, ganti seprai seminggu sekali (seperti yang direkomendasikan oleh Rapinchuk), atau minimal setiap dua minggu sekali (seperti rekomendasi Tetro, dan cucilah dengan air panas.



MEMBERSIHKAN WASTAFEL?
SETIAP HARI. Walau  terlihat bersih, wastafel bisa benar-benar kotor.  Tetro mengatakan wastafel kamar mandi menumpuk kotoran (dari mencuci tangan setelah Anda menggunakan kamar mandi). Selain itu, bakteri dari makanan, seperti E.Coli dan Salmonella, dapat mencemari wastafel dapur, terutama jika Anda telah mencuci dan membersihkan  daging mentah dan ikan. Saat air bercampur kembali ke tangan Anda, wastafel ikut terkontaminasi. Agar aman dan sehat,  bersihkan wastafel Anda setiap hari.

Bersihkan wastafel setiap hari.


SEDOT DEBU?
SEKALI SEMINGGU. Jika rumah Anda dipenuhi dengan karpet,  maka harus disedot setiap minggu (lebih sering jika Anda memiliki hewan peliharaan)  untuk membebaskan karpet dari debu, kotoran dan alergen. Selain itu, pel lantai atau steam sekali dua minggu. Sebaiknya pel  lantai dapur lebih sering karena bakteri makanan dapat menyebar.

MENYIKAT KAMAR MANDI?
SEKALI MINGGU SETIDAKNYA. Tetro mengatakan kamar mandi merupakan tempat utama bersarangnya bakteri,  bakteri E.coli dapat ditemukan sepanjang  jarak enam kaki dari toilet dan di wastafel. Untuk menjaga kebersihan toilet, bersihkan menggunakan desinfektan setidaknya seminggu sekali, dan bersihkan bak mandi minimal dua minggu sekali. Tirai kamar mandi juga harus dibersihkan menggunakan cairan pembunuh kuman sekali seminggu untuk menghindari jamur yang dapat mengiritasi kulit, mata dan tenggorokan.

MENCUCI HANDUK?
DUA HARI SEKALI. Handuk mandi akan  penuh dengan bakteri jika tidak benar-benar  kering saat digantung. Plus, jamur penyebab ketombe juga bisa tumbuh di handuk.  Rapinchuk menyarankan mengganti handuk mandi setiap dua hari sekali. Untuk handuk dapur dapat dicuci sekali seminggu, bakteri dapat menumpuk di handuk dapur setiap Anda mengelap tangan usai membersihkan bahan makanan atau mencuci piring. Kecuali, jika Anda membersihkan daging mentah, segera cuci handuk dapur yang Anda pakai.

MENCUCI SPONS?
DUA HARI SEKALI. Spons dapur bisa mengandung miliaran bakteri di setiap inci persegi, kata Tetro. Tetapi jangan takut,  sebagian besar bakteri tidak berbahaya. Mencuci  spons dengan sabun dan air tidak bisa benar-benar membunuh kuman,  Tetro merekomendasikan untuk memasukkan spos  ke dalam air mendidih selama 2 menit dan menggantinya ketika sudah rusak.



MEMBERSIHKAN GAGANG PINTU?
SEKALI MINGGU. Meskipun digagang pintu menumpuk banyak bakteri, tidak perlu dicuci terlalu sering, kecuali  gagang pintu  kamar mandi dan dapur  yang sering terkontaminasi oleh bakteri sebaiknya dibersihkan menggunakan desinfektan seminggu sekali, terutama jika ada yang sedang sakit di rumah.

Apakah semua jadwal pembersihan alat-alat rumah tangga ini membuat ribet? Tidak perlu stres, lakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan. Rapinchuk merekomendasikan, setidaknya bersihkan tempat tidur Anda setiap hari karena itu mendorong pola pikir yang produktif. Jangan lupa, cuci seprai Anda dengan baik, gunakan air panas. ()


Monday, February 19, 2018

Lakukan 9 Hal Ini Untuk Kesehatan Mental Anda

Meski satu dari lima orang Aussie mengalami sakit mental, tapi banyak yang tidak mencari pertolongan dan pengobatan karena stigma. Mencegah memang jauh lebih baik daripada mengobati. Sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental.

Berikut ini beberapa saran yang didukung oleh penelitian dan disetujui para ahli yang dapat membantu Anda memperbaiki kesehatan mental Anda setiap hari, seperti dikutip dari womenshealth.com.au, Oktober 2017, bertepatan dengan bulan kesehatan jiwa se dunia.

Sarapan Telur, Alpukat bersama Roti Panggang

Mengonsumsi roti bakar, telur dan alpukat untuk sarapan
dapat meningkatkan mood.

Sejumlah penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara diet dengan kesehatan mental. Ini dibuktikan dengan peningkatkan kualitas makanan sangat membantu pengoboatan pasien yang mengalami depresi klinis.

Ahli Gizi Melissa Brunetti, spesialisasi hubungan makanan dengan mood, baru-baru ini mengungkapkan kombinasi sarapan terbaik adalah telur di atas roti panggang dengan alpukat. Makanan ini mengandung asam amino, omega-3, serat, vitamin D, dan asam lemak.

"Otak kita sekitar 60% lemak dan kita perlu mendapatkan lemak dari  makanan. Alpukat kaya akan triptofan, yang merangsang munculnya serotonin, zat kimia penghasil rasa senang (mood positif). Alpukat juga mengandung folat dan Omega 3,” ujar Melissa.


Bergerak Aktif Walau Hanya Beberapa Menit

Sebuah studi yang dipimpin oleh Black Dog Institute menemukan bahwa latihan kecil, terlepas dari intensitasnya, dapat membantu mencegah depresi di masa depan. Hasil penelitian ini diterbitkan di American Journal of Psychiatry. Studi terbesar dan paling luas ini menyatakan bahkan satu jam berolahraga - apakah itu jalan santai atau olahraga berat yang rutin dilakukan setiap minggu dapat memperbaiki kesehatan mental.


Jadi membiasakan jalan santai setiap hari akan meningkatkan manfaat yang serius bagi tubuh dan mental. Menambahkan yoga ke dalam latihan rutin Anda juga merupakan ide bagus sebab penelitian menyatakan yoga dapat memodulasi sistem respon tubuh terhadap stres, dan membantu mengatasi cemas dan depresi.

Mendengarkan Lagu-Lagu Ini

Penelitian dari Mindlab di Inggris menemukan bahwa lagu Weightless, oleh Marconi Union, dapat mengurangi sekitar 65% kecemasan yang dialami banyak orang. Lagu ini dibuat berkolaborasi dengan terapi suara untuk mengatur harmoni, irama dan bass untuk membantu memperlambat denyut jantung pendengarnya. Juga untuk mengurangi tekanan darah, dan menurunkan kadar hormon stres kortisol.

Peneliti Utama, Dr. David Lewis-Hodgson mengatakan, "Lagu Weighless  sangat efektif, banyak wanita menjadi mengantuk saat mendengar lagu ini, dan saya tidak menyarankan mendengarkan lagi ini saat menyetir karena bisa berbahaya,” katanya.

Menonton TV

Para ahli menyatakan, menikmati cemilan sambil menonton siaran televisi (TV) dapat mengurangi kecemasan.  "Ketika menonton televisi, biasanya kita akan menonton siaran yang kita senangi atau menarik bagi kita," kata Richard Shuster, pembawa acara The Daily Aiding Podcast.

"Ketika kita melakukan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kenikmatan, banyak manfaat yang didapatkan termasuk pengurangan stres, contohnya menonton acara komedi, " tuturnya.

Namun ingat, saat Anda menonton televisi hingga tertidur, itu akan memberi dampak negatif pada siklus tidur Anda. “Jika ini yang terjadi, malah akan meningkatkan stres dan kecemasan.”

Menulis

Menulis tentang emosi Anda dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, terutama jika Anda mengalami peristiwa traumatis. Sebuah penelitian tentang Manajemen Stres dipublikasikan di Harvard Health School Special Health Report. 

Studi ini melibatkan 46 mahasiswa sehat yang diminta menulis selama 15 menit tentang kejadian traumatis atau hal-hal ringan yang mereka alami, kegiatan menulis ini dilakukan empat hari berturut-turut dalam satu minggu.

Setelah enam bulan percobaan,  peneliti menemukan para siswa yang menulis di buku harian jarang mengunjungi pusat kesehatan kampus dan juga sangat jarang mengonsumsi obat pereda sakit.  Pada 2012, sebuah penelitian  juga menemukan bahwa  menulis semua hal yang membuat Anda stres dan kemudian membuangnya, secara fisik dapat membantu membersihkan pikiran Anda.

Berbagi Foto Selfi dengan Teman

 
Foto selfie dan membagikannya kepada teman
dapat meningkatkan kebahagiaan.
Sebuah studi dari University of California, Irvine, menemukan mengambil foto selfi dan membaginya ke teman-teman dapat meningkatkan kebahagiaan.  "Penelitian kami menunjukkan bahwa mengambil gambar diri  dan berbagi kebahagiaan melalui smartphone dapat meningkatkan perasaan positif,” kata pemimpin studi Yu Chen. Beberapa partisipan yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan semakin percaya diri dan nyaman dengan foto tersenyum mereka dari waktu ke waktu.

Berkumpul Bersama Teman-Teman

Menghubungi sahabat dan nongkrong atau menghabiskan waktu bersama sahabat dapat meningkatkan kebahagiaan.  Ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa hubungan sosial sangat penting bagi kesehatan mental, dan studi pada  2011  menemukan menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabat baik Anda, dapat mengurangi stres.

Suka Menolong Orang Lain

Hasil studi baru-baru ini dari Jurusan Ekonomi di Universitas Zurich, menemukan hubungan yang kuat antara bersikap murah hati dengan perasaan bahagia. Periset menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional untuk memeriksa mekanisme otak yang menghubungkan perilaku ini dengan kebahagiaan.


Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tindakan altruistik mengaktifkan area otak yang terkait dengan siklus penghargaan. Jadi, sering-sering lah memuji rekan kerja Anda, ciptakan isu yang menarik untuk kegiatan sosial, atau donasikan uang Anda untuk kegiatan sosial dan kegiatan amal.

Dapatkan Tidur Berkualitas 

Banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara masalah tidur dengan kecemasan dan depresi.  Psikolog University of Warwick menemukan kualitas tidur dapat meningkatkan kebahagiaan yang setara dengan seseorang yang memenangkan lotere senilai Rp3,9 miliar. Wooowwww!!!

Nah, untuk membantu Anda dapat tidur nyenyak di malam hari, cobalah untuk mematikan semua peralatan Anda mulai dari smartphone, televisi, dan lampu lebih cepat, kurangi mengonsumsi kafein, dan melakukan latihan pernafasan ringan sebelum tidur.

Namun, jika Anda tidak dapat mengatur hal tersebut, maka dapatkan tidur siang yang berkualitas, sebuah penelitian menyatakan tidur siang yang singkat sekalipun dapat meningkatkan mood Anda. (R)

Thursday, February 15, 2018

Ingin Berat Badan Tidak Naik? Makanlah Secara Perlahan


Makan Perlahan Bantu Berat Badan Tidak Naik
Makan secara perlahan membantu meningkatkan rasa kenyang.

Sebuah penelitian terbaru menemukan orang yang memiliki kebiasaan makan perlahan cenderung tidak mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan orang yang makan cepat.

Penelitian ini  dipublikasikan di jurnal BMJ Open  yang mengikuti kebiasaan makan hampir 60.000 orang selama enam tahun. Dari hasil penelitian tersebut, sebanyak 22.070 peserta melahap makanannya dengan cepat, 33.455 makan dengan kecepatan normal, dan sebanyak 4.192 makan perlahan dengan mengunyah lebih lama di setiap suapan makanan.

Mereka yang makan dengan kecepatan normal, 29% lebih kecil kemungkinannya mengalami obesitas, dan mereka yang makan perlahan lebih kecil lagi kemungkinan untuk mengalami obesitas, yaitu 42%.

Para periset menyarankan untuk makan perlahan karena itu bisa membantu meningkatkan rasa kenyang sehingga tidak memakanan makanan dalam jumlah berlebih.

“Orang yang makan cepat akan terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya sampai mereka merasa benar-benar kenyang meskipun sebenarnya mereka sudah mengonsumsi kalori dalam jumlah yang cukup, inilah yang dapat berkontribusi dalam penambahan berat badan orang yang makan dengan cepat dan lahap,” ujar para peneliti.


Penelitian ini juga menemukan bahwa makan dua jam sebelum tidur, sebanyak tiga kali atau lebih dalam seminggu, serta mengemil setelah makan makan dapat berkontribusi pada peningkatkan obesitas.


Trik Membatasi Nafsu Makan

Penelitian terbaru  menemukan bahwa harapan atau pikiran seseorang tentang suatu makanan memiliki peranan besar terhadap reaksi tubuh kepada makanan tersebut. Artinya : Kamu adalah apa yang kamu pikirkan untuk kamu makan!

Para periset dari Universitas Sheffield Hallam membuktikan hal ini  dengan memberi makan 26 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disuguhkan dengan telur dadar dengan  membuat mereka berpikir bahwa telur dadar menggunakan dua telur.

Sedangkan kelompok kedua disuguhkan telur dadar dan membuat mereka berpikir bahwa telur dadar tersebut dibuat menggunakan empat telur. Setelah itu, sample darah peserta diambil untuk melihat berapa banyak ghrelin atau hormon lapar di sistem tubuh mereka.

Dua jam setelah makan, kelompok yang berpikir mereka memakan telur dadar dengan campuran dua butir telur merasa lebih lapar dibandingkan dengan kelompok yang memakan telur dadar yang mereka pikir menggunakan empat telur.


Kondisi ini, mendorong kelompok pertama untuk mengkonsumsi lebih banyak kalori di jam berikutnya. Padahal, sebenarnya, semua telur dadar tersebut berukuran yang mengandung tiga butir telur.

Saat mempresenstasikan hasil penelitian ini pada pertemuan British Psychological Society, Dr. Steven Brown menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan efek langsung dari kekuatan pikiran yang luar biasa. Hal ini ditentukan oleh fakta bahwa tingkat ghrelin tidak berbeda jauh diantara peserta.

"Perubahan tingkat lapar dan perbedaan tingkat konsumsi di kemudian hari bukan karena tanggapan fisik peserta terhadap makanan (tapi lebih karena pikiran)," ujar penulis utama, Dr Stevan Brown. (R)

Monday, February 5, 2018

5 Camilan Keripik Yang Disetujui Ahli Gizi

5 Camilan Keripik Yang Disetujui Ahli Gizi
Camilan keripik sering mengandung lemak jenuh dan garam tinggi.
Berikut ini 5 chip sehat yang disetujui ahli gizi.
Sebagian besar dari kita tidak bisa lepas dari cemilan, dan cemilan yang paling asyik untuk menemani kegiatan sehari-hari adalah keripik atau chips. Apalagi saat menonton film favorit, terasa nikmat saat diselingi dengan bunyi kriuk-kriuk dari camilan kesukaan kita.

Namun, kita semua mengetahui bahwa keripik lezat tersebut umumnya diproses dengan digoreng, ditaburi banyak garam, dan memiliki lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Hufh...tahu dong bahayanya buat ukuran tubuh dan kesehatan?? 

Lalu, apakah hari-hari akan berlalu tanpa camilan keripik? Hehehe, jangan khawatir, Anda bisa memilih keripik sehat, seperti yang direkomendasikan oleh para ahli gizi berikut ini.

Konsultan Nutrisi, Jessica Perez, R.D., mengatakan pastikan Anda memilik keripik atau camilan dengan kandungan lemak dan garam jenuh tidak melebihi 5% dari nilai harian Anda. 

“Produsen cenderung meningkatkan kandungan sodium (garam jenuh) untuk memperkuat rasa ketika mengurangi kandungan lemak,” kata Perez seperti dikutip dari www.womenshealthmag.com.


Deborah Orlick Levy, R.D., Konsultan Nutrisi dan Kesehatan Carrington Farms menyarankan untuk memiliki keripik yang dipanggang. "Juga cari keripik yang memiliki sedikit bahan, semua komposisi bahan tertulis, dan idealnya mengandung bahan seperti biji rami dan chia (mirip selasih),” ujar Deborah. 

Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan serat, omega-3, dan nutrisi pentingnya bersama camilan kesukaan Anda. Berikut ini, beberapa keripik  paling sehat yang  lezat dan disetujui oleh ahli gizi :

Keripik Jagung

Jagung memiliki reputasi buruk sebagai makanan olahan terbanyak, tapi Karen Ansel, R.D.N., mencoba menyisipkan camilan jagung dalam bentuk yang paling murni ke dalam makanannya. 

“Saya bukan penggemar keripik, tapi jika saya memiliki keripik, itu harus keripik jagung sehingga setidaknya saya bisa mengonsumsi satu porsi biji-bijian,” tuturnya. Dia mencari jenis keripik yang mengandung jagung dalam bentuk paling murni, memiliki serat dan memiliki komposisi bahan yang sedikit.

Kacang Polong

Elizabeth Prendergast, R.D.N., mengatakan keripik yang berasal dari kacang merupakan alternatif terbaik sebagai pengganti keripik kentang karena memiliki lemak jenuh lebih rendah, serta  mengandung serat dan protein sehat.  

"Dengan menambahkan protein dan serat ke pilihan makanan ringan Anda, ini bisa membuat Anda lebih puas dan lebih lama merasa kenyang karena kacang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan karbohidrat sederhana yang ada pada keripik kentang," katanya.

Bit Merah

Pilihlah keripik dengan bahan utama bit merah. Pigmen merah dalam bit menandakan tingginya kandungan antioksidan dalam buah tersebut, ini merupakan sebuah kemenangan besar.  Ansel mengatakan bahwa keripik  bit seperti ini lebih sering diolah dengan proses dehidrasi/microwave, bukan digoreng. 

Artinya, kandungannya minyaknya sangat sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali. Dan, menjadi bonus jika keripik bit ini ditaburi dengan rempah yang mampu melawan kuman (anti inflamasi) seperti kunyit dan bawang putih.

Jicama (Bengkuang)

Di Meksimo, buah-buahan dari umbi putihnya disebut Jicama, tapi di Indonesia dikenal dengan bengkuang. Anda bisa mempertimbangkan olahan Jicama sebagai camilan dibandingkan dengan camilan keripik kentang.  

"Ini agak manis rasanya, seperti persilangan antara apel dan kentang, tapi beberapa merek menambahkan bumbu campuran untuk membuat rasa lebih gurih," kata Perez. Keripik Jicama juga dikemas dengan serat dan vitamin C.

Biji Rami

Keripik yang berasal dari biji rami sangat dianjurkan karena memiliki banyak serat dan mengandung nutrisi seperti omega-3. Jumlah serat pada biji rami yang cukup banyak bisa membantu sembelit. (R)


Sunday, February 4, 2018

Banyak Berdiri Bisa Turunkan Berat Badan?

 
Banyak berdiri turunkan berat badan
Pembakaran kalori pada orang yang berdiri
lebih banyak dibandingkan yang duduk.


Sebuah penelitian terbaru menyatakan berdiri selama enam jam sehari dapat mencegah kenaikan berat badan, bahkan membantu penurunan berat badan. Ini mungkin satu hal yang patut disyukuri oleh para kasir dan para spg mini market dan mall karena diwajibkan untuk berdiri selama bekerja melayani konsumen.

Para peneliti menganalisis data untuk membandingkan berapa kadar kalori yang dibakar tubuh saat duduk dengan saat berdiri. Dari 46 penelitian dengan 1.184 peserta, periset menemukan bahwa berdiri membakar 0,15 kkal per menit lebih banyak daripada duduk.

Jika seseorang dengan berat 65 kilogram yang biasa bekerja harian dengan berdiri, kemudian diganti duduk sepanjang hari, maka  dia akan kehilangan kesempatan untuk mengeluarkan 54 kilokalori per hari. Dengan asumsi,  jumlah makanan yang dikonsusmi sama setiap harinya, maka berat badan orang tersebut akan naik 2,5 kilogram per tahun dan 10 kilogram dalam sempat tahun.

“Berdiri tidak hanya membakar lebih banyak kalori, aktifitas tambahan pada otot dapat menurunkan tingkat serangan jantung, stroke, dan diabetes sehingga keuntungan berdiri tidak sekedar mengontrol berat badan (tapi juga untuk kesehatan),” kata penulis senior,  Profesor Francisco Lopaz-Jimenez yang juga Kepala Pencegahan Penyakit Kardiologi di Mayo Clinic di Rochester.
Perbedaan energi yang dikeluarkan antara berdiri dengan duduk yang diungkapkan oleh penelitian ini mungkin agak berbeda dengan fakta keseharian. Sebab, dalam penelitian ini, partisipan diminta berdiri dalam kondisi diam, tanpa melakukan gerakan apapun. Padahal, kenyataannya seseorang akan membuat gerakan-gerakan kecil saat berdiri.

“Penelitian kami mungkin akan dianggap remeh karena ketika orang berdiri, mereka cenderung melakukan gerakan spontan seperti bergeser, menggoyangkan kaki, melangkah ke depan dan ke belakang. Orang bahkan mungkin cenderung berjalan ke lemari arsip atau tempat sampah,” ujar Profesor Lopez.

Periset  menyimpulkan bahwa perubahan perilaku dari kebiasaan duduk ke berdiri ini dapat membantu mengurangi risiko penambahan berat badan jangka panjang. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah strategi tersebut efektif dan praktis sebab implikasi kesehatan jangka panjang dari berdiri lama harus diselidiki juga.

"Penting untuk menghindari duduk berjam-jam dalam waktu tertentu. Berdiri adalah langkah awal yang sangat baik, bukan berarti menafiikan bahwa duduk lama itu tanpa bergerak sama sekali. Namun, siapa tahu dengan lebih banyak aktifitas fisik ringan memberi banyak keuntungan (bagi kesehatan tubuh),” tuturnya. (R)