Satu Hal Kecil Ini Bisa Merusak Gambar Diri Kita Sebagai Orang Percaya, Lho
Sumber: fishdoc2.com

Kata Alkitab / 5 March 2018

Kalangan Sendiri

Satu Hal Kecil Ini Bisa Merusak Gambar Diri Kita Sebagai Orang Percaya, Lho

Inta Official Writer
2464

Generasi milenial masih menjadi topik yang nggak boleh dilewatkan. Mulai dari pendidikan, budaya, terutama teknologi. Sebagai salah satugenerasi milenial, yang lahir pada tahun 1980-2000an, kita lahir saat TV sudah mulai berwarna, internet sudah mulai diperkenalkan. Apakah hal ini menjadi berita yang baik?

Dengan kemampuan kita di dunia teknologi, dengan semua sarana yang sudah banyak tersedia, generasi milenial belum banyak sadar akan kesempatan dan peluang yang ada di depan kita. Malahan, generasi ini cenderung tidak peduli terhadap keadaan sosial di sekitar, baik dari segi ekonomi atau politik.

Dampak buruk teknologi

Salah satu dampak buruk dari kecepatan teknologi yang diterima oleh generasi milenial, seseorang seakan-akan harus memperlihatkan status sosialnya melalui jejaring sosial. Sebut saja facebook atau Instagram. Bukankah kita cenderung memperlihatkan gaya hidup mewah atau kesenangan-kesenangan saja?

Hal ini yang kemudian menimbulkan satu masalah, yaitu gengsi. Gengsi membawa seseorang terinspirasi untuk membeli handphone baru hanya karena temannya membeli handphone baru juga. Sebagai makhluk sosial, hal ini adalah reaksi yang wajar. Tetapi, kita juga perlu mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika terus mempertahankan gengsi dalam diri kita ini.

Gengsi itu apa sih?

Gengsi merupakan bagaimana pandangan orang lain mengenai diri kita sendiri. Biasanya, sikap gengsi diasosiasikan dengan harta atau pekerjaan tertentu. Akhir bulan sudah tiba, teman mengajak ke sebuah cafe mahal, karena kita gengsi untuk mengatakan 'duh, akhir bulan bokek nih,' kita jadi terpaksa membongkar celengan yang seharusnya dijadikan dana darurat.

Baca juga: Tuhan Mau Kita Memeliharanya, Bukan Memusnahkannya. Apakah Itu?

Apakah gengsi itu selalu buruk?

Gengsi membuat kita berbohong pada diri sendiri dengan mengikuti lingkungan sekitar. Bukankah kita ini hidup untuk menyenangkan Tuhan? Tujuan ini seharusnya mencegah kita dari sikap gengsi yang cenderung melakukan sesuatu demi kesenangan orang lain.

Biasanya, untuk diterima pada sebuah lingkungan tertentu, kita harus rela untuk menjadi seseorang yang bukan diri sendiri. Seharusnya kita menyadari kalau kita adalah makhluk yang berharga di mata Tuhan, bukan semata-mata agar menjadi berharga di mata orang lain, kita rela menjadi orang lain.

Pandangan Alkitab mengenai gengsi

Alkitab menyatakan kita untuk berpikir mengenai gambaran diri dengan benar. Yesus Kristus merupakan standar dan tujuan kita, bukan manusia. Jadi, sikap gengsi adalah satu hal yang harus kita hilangkan. Agar kita bisa fokus kepada apa yang dikehendaki oleh Tuhan.

Tidak hanya dalam gaya hidup, sikap gengsi juga terkadang menjauhkan kita dari sesama. Misalnya gengsi untuk meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan. Padahal, Tuhan mau kita untuk segera minta maaf dengan tulus saat melakukan kesalahan.

Dalam Amsal 16:18, ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Sikap gengsi yang kita miliki membuat kita tinggi hati, membohongi diri sendiri, dan menjauhkan kita dari sesama kita.

Karena itu, mari kita berhenti untuk bersikap gengsi dengan tidak memikirkan apa yang akan orang lain pikirkan terhadap kita. Jika kita sudah bertindak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, maka, apa yang perlu dikhawatirkan? 



Sumber : berbagai sumber/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami