Breaking News

REGIONAL Inspirasi dari Timur untuk Indonesia Maju 02 Nov 2018 12:15

Article image
Perwakilan masyarakat Papua mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda di Kementrian Desa dan PDT. (Foto: ist)
Tantangannya adalah, bukan hanya pemberdayaan di Tanah Papua, tapi juga di hilir program agar pemasaran komoditas unggulan para petani/nelayan yang didampingi PPDM dapat berdampak pada mata pencarian dan kesejahteraan.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Ada pemandangan berbeda usai upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di kantor Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) baru-baru ini. Tersirat keceriaan peserta upacara diwarnai pakaian khas Tanah Papua yang dikenakan oleh peserta upacara tersebut.

Secara khusus Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo menerima 262 orang lebih peserta dari provinsi Papua dan Papua Barat yang sedang mengikuti Lokakarya Evaluasi Akhir Tahun Program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM), yang dilangsungkan di Jakarta sejak hari Sabtu, 27 Oktober hingga 31 Oktober 2018.

Sehari sebelumnya, Direktur Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dirjen PPMD) Kemendesa PDTT, Madjid Taufik Madjid membuka acara lokakarya tersebut. Acara tersebut diikuti oleh para pendamping PPDM di Tanah Papua, dan para pejabat pemerintah provinsi Papua dan Papua Barat, serta satuan kerja (satker) dari 13 kabupaten dan 2 provinsi di pulau cendrawasih tersebut.

Hal tersebut menjawab aspriasi yang sebelumnya disampaikan dalam paparan dari perwakilan peserta yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Johny Rumbruren. Aspirasi masyarakat yang disampaikan, agar PPDM terus berlanjut dan ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat kampung-kampung di Tanah Papua.

Tujuan utama PPDM sebetulnya dalam rangka menjalankan salah satu misi utama dari Kementerian Desa PDTT, yakni mendampingi masyarakat di desa/kampung, termasuk memberdayakan perangkat kampung, untuk dapat lebih mandiri dan sejahtera, berbasis potensi yang dimiliki masyarakatnya.

PPDM merupakan salah satu upaya Kemendesa PDTT dalam menciptakan terobosan dalam pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, sekaligus inovasi untuk pembangunan manusia, mengatasi kesenjangan antar daerah, serta menumbuhkan daya saing wilayah. PPDM sangat menekankan pentingnya upaya-upaya yang lebih mendasar, terutama dalam pemberdayaan masyarakat desa di kawasan pesisir dan penguatan aparatur desa/kampung demi kesejahteraan para petani dan nelayan.

Tantangannya adalah, bukan hanya pemberdayaan hingga bantuan teknis kepada masyarakat dan aparat kampung di Tanah Papua, tapi juga di hilir program agar pemasaran komoditas unggulan para petani/nelayan yang didampingi PPDM dapat berdampak pada mata pencarian dan kesejahteraan.

Inspirasi dari Timur

Kemendesa PDTT melalui berbagai pendekatan terus mendorong agar masyarakat tidak hanya pintar dan kuat dalam melihat peluang untuk kemajuan desa/kampungnya. Tapi lebih dari itu, di era digital ini menuntut kecepatan untuk dapat bersaing dan dapat menjadi pemenang. Selain itu kolaborasi merupakan kata kunci yang ditekankan dalam Lokakarya Evaluasi Akhir Tahun PPDM tersebut.

“Sudah saatnya, kisah sukses dan inspirasi itu muncul dari masyarakat yang tinggal Tanah Papua atau wilayah Timur Indonesia lainnya” ujar Taufik yang semakin mendorong semangat para peserta.

“Mama-mama dan bapak sekalian bangun lebih dulu dan lebih awal melihat matahari terbit dibanding kami yang di wilayah Barat Indonesia. Harusnya kerja nyata dan inspirasi dari gotong royong kelompok yang didampingi PPDM selayaknya menjadi inspirasi dan model yang baik bagi pemberdayaan dengan hati”, tambah beliau.

Secara ringkat pendekatan multi aspek dan prinsip-prinsip PPDM dapat dijelaskan dalam setiap tahapan programnya. Seperti penjelasan yang diberikan oleh Ketua National Program Management Unit (NPMU) PPDM Leroy Samy Uguy, yang juga menjabat sebagai Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Ditjen PPMD, Kemendesa PDTT.

“Terdapat empat tahap PPDM sebagai perjalanan (journey) yang harus dilalui oleh kelompok yang melakukan kegiatan produktif ekonomi berbasis tipologi dan potensi kampung dampingannya”, terang beliau.

Untuk bisa “kitong biking sukses kampung” empat tahap itu diletakkan dalam 4 jargon: Mau, Mampu, Laku dan Maju. Mau, artinya mau menerima PPDM; mau bergotong royong dalam kelompok; mau menggali potensi; mau membuat perencanaan (P3K: Perencanaan Partisipatif Pertanian Kampung)

Mampu, maksudnya mampu kembangkan potensi; mampu mengurus kelompok; mampu memasukkan pertanian dalam perencanaan kampung; mampu bertani dengan baik dan terencana.

Laku, menggambarkan komoditas unggulan masyarakat pasti laku ketika mereka tahu cara pemasaran yang tepat; punya banyak teman/relasi untuk belajar lebih luas, bukan hanya menjadi penjual tapi bisa menjadi saudagar.

Maju, ketika anggota kelompok warga kampong tersebut menjadi andalan, bahkan teladan bagi kampung lain/

Pencapaian dan Tantangan

Dari evaluasi kinerja PPDM, tercata untuk anggaran tahun ini, 117 Desa/Kampung (dari 224 Kampung) dampingan PPDM telah mengalokasikan Dana Desa mereka dengan total total 19 miliar rupiah lebih (Rp 19.084.639.422) untuk kegiatan ekonomi produktif pertanian yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK).

Saat ini 610 kelompk tani/nelayan yang aktif dalam setiap tahapan PPDM. Petani rumput laut di kabupaten Fak-Fak, Yapen, Kaimana dan Raja Ampat kini semakin mengerti mata rantai niaga rumput laut. Mereka diharapkan dapat mengakses pasar lebih luas. Pasar yang pro-petani untuk menampung berbagai komoditas unggulan lainnya, seperti kopi, sagu, kakao, vanili dan komoditas unggulan lainnya.

Untuk mengarusutamakan pembangunan pertanian, baik sebagai sumber mata pencaharian yang potensial bagi masyarakat kampung, maupun sebagai salah satu urusan dalam tata kola pemerintahan kampung yang layak diprioritaskan, bahkan perlu didukung alokasi Dana Desa atau Dana Kampung. Sektor pertanian juga dapat meningkatkan pendapatan asli kampung melalui keberadaan Badan Usaha Milik Kampung Desa/Kampung (BUMDes/BUMKam). Sebagian besar masyarakat kampung berprofesi sebagai petani/nelayan.

Untuk provinsi Papua PPDM begerak di 6 kabupaten, yaitu: Sarmi (2 distrik, 10 kampung), kabupaten Kepulauan Yapen (6 distrik, 29 kampung), kabupaten Boven Digoel (2 distrik, 10 kampung), kabupaten Yahukimo (7 distrik, 35 kampung), kabupaten Jayawijaya (11 distrik, 54 kampung), dan kabupaten Nabire (5 distrik, 8 kampung).

Sedangkan di Papua Barat, PPDM bergerak di tujuh kabupaten prioritas, yaitu kabupaten Manokwari (1 distrik, 5 kampung), kabupaten Pegunungan Arfak (2 distrik, 10 kampung), kabupaten Fakfak (4 distrik, 17 kampung), kabupaten Raja Ampat (3 distrik, 14 kampung), dan kabupaten Maybrat (6 distrik, 12 kampung).

Hsjsksl

--- Sandy Javia

Komentar