Breaking News

KEUANGAN CIMB Niaga Raih Laba Rp 1,4 Triliun di Semester Pertama 2017 31 Jul 2017 16:30

Article image
Jajaran Komisaris dan Direksi Bank CIMB Niaga. (Foto: Ist)
Pertumbuhan laba bersih didukung oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 8,9% Y-o-Y menjadi Rp 6,33 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 16,9%.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co --. PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi (unaudited) sebesar Rp1,4 triliun pada enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2017 (1H17), naik sebesar 87,5% year-on-year (Y-o-Y), dan menghasilkan earnings per share sebesar Rp 54,92.

Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang meningkat 8,9% Y-o-Y menjadi Rp 6,33 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 16,9% Y-o-Y.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan di Jakarta, Senin (31/7/2017) mengatakan, Perseroan tetap berhati-hati di tengah situasi ekonomi saat ini, dan berharap kinerja positif di semester pertama tahun 2017 ini akan menjadi pendorong yang kuat untuk melanjutkan peningkatan kinerja kami ke depan. "Pendapatan operasional kami bertumbuh sebesar 6,3% Y-o-Y dengan biaya yang terkendali dengan baik yang hanya tumbuh 2,3% Y-o-Y," katanya.

Dengan total aset mencapai Rp 241,81 triliun per 30 Juni 2017, naik sebesar 1,0% secara Y-o-Y, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset. Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 2,8% Y-o-Y mencapai Rp 180,25 triliun per 30 Juni 2017.

Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp 50,43 triliun (28%), dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp 35,21 triliun (20%). Adapun sisanya berasal dari wholesale banking, yang terdiri dari kredit korporasi sebesar Rp 64,29 triliun (35%) serta kredit komersial sebesar Rp 30,32 triliun (17%).

“Kami telah mengumumkan Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2017 dengan nilai minimal penawaran sebesar Rp1 triliun. Dana yang diperoleh seluruhnya akan dialokasikan untuk pembiayaan ekspansi kredit dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis CIMB Niaga," tambah Tigor.

Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 174,37 triliun per 30 Juni 2017, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 1,6% Y-o-Y, menghasilkan kenaikan rasio CASA sebesar 233 basis point (bps) Y-o-Y menjadi 54,3%.

Belum lama ini, CIMB Niaga meluncurkan produk tabungan inovatif Indie Account yang menyasar segmen remaja, sebagai bagian dari inisiatif perseroan untuk meningkatkan CASA. Melalui inovasi ini, remaja berusia 12-17 tahun bebas menunjukkan jati dirinya melalui beragam fitur: kebebasan bertransaksi di mana saja, bebas biaya transaksi dengan Go Mobile dan CIMB Clicks, kuota internet gratis hingga 1 GB setiap bulan, bebas biaya transaksi di jaringan ATM manapun, mendapatkan akses online banking, serta berkesempatan memperoleh program cash back menarik, kata Tigor.

Di segmen perbankan syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga mencapai Rp 13,59 triliun (+63,5% Y-o-Y) dengan DPK sebesar Rp 12,37 triliun (+32,2% Y-o-Y) per 30 Juni 2017.

Per 30 Juni 2017, 94% dari total transaksi nasabah Perbankan Konsumer telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti CIMB Clicks, Go Mobile, ATM, dan Rekening Ponsel. Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah nasabah yang memanfaatkan produk dan layanan digital secara umum seperti jumlah pengguna CIMB Clicks tumbuh 22% Y-o-Y mencapai 1,35 juta pengguna, pengguna Go Mobile naik 34% Y-o-Y menjadi 1,56 juta pengguna, dan pengguna Rekening Ponsel meningkat 49% Y-o-Y menjadi 2,55 juta pengguna per 30 Juni 2017.

Capital Adequacy Ratio (CAR) CIMB Niaga tercatat sebesar 18,43% per 30 Juni 2017, meningkat 81 bps Y-o-Y dari periode yang sama tahun lalu. CIMB Niaga menjadi bank pertama yang naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4, yang merupakan kategori bank tertinggi dari sisi modal inti (Tier-1) berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Ke depan, kami akan fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, meningkatkan CASA, serta memperkuat platform digital, dengan lebih berhati-hati dan selektif dalam menyalurkan kredit untuk menjaga kualitas aset yang lebih baik. Dengan demikian, kami berharap rasio NPL kami semakin membaik, bergantung pada proyeksi ekonomi. ungkap Tigor.

--- Sandy Javia

Komentar