Cantrang Dilarang, 15 Pabrik Surimi Terancam Gulung Tikar

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Minggu, 12 Feb 2017 11:49 WIB
Cantrang resmi dilarang membuat sedikitnya 15 pabrik pembuat pasta ikan atau surimi terancam gulung tikar.
Ribuan nelayan berunjuk rasa mengecam Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti yang melarang penggunaan cantrang tapi tak memberikan solusi agar kesejahteraan nelayan meningkat di gedung DPRD Kabupaten Rembang, Senin (28/3). (CNN Indonesia/Damar Sinuko)CNN Indonesia/Damar Sinuko
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 15 pabrik pembuat pasta ikan alias surimi di Pulau Jawa memutuskan untuk menghentikan sementara pabrik mereka hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini dilakukan menyusul mulai diberlakukannya larangan penggunaan alat tangkap berupa cantrang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) per 1 Januari 2017.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I)  Budhi Wibowo mengatakan, sebagian besar pabrik surimi yang beroprasi di Indonesia mengambil bahan baku yang berasal dari hasil tangkapan ikan yang menggunakan kapal cantrang. Mengingat, bahan baku surimi kata Budhi adalah ikan-ikan berukuran kecil dan berdaging putih.

"Misalnya itu ikan cunang-cunang, ekor kuning atau gumalah, memang bisa juga dari jenis ikan budidaya misalnya patin dan nila, tapi kan itu banyak juga dikonsumsi oleh masyarakat," kata Budhi di Jakarta, Minggu (12/2).

Sehingga, kata dia pengelola pabrik lebih banyak mengambil ikan-ikan yang memang tidak dipasarkan oleh para nelayan untuk konsumsi karena ukurannya terlalu kecil atau cacat yang dihasilkan dari penangkapan dengan menggunakan cantrang tersebut. Namun, sejak diberlakukannya larangan penggunaan alat tangkap itu, maka bahan produksi surimi pun menurut dia dipastikan mengalami penurunan dan kelangkaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya tidak heran kalau banyak pabrik yang memutuskan tutup, bahan baku tidak ada, KKP juga saya rasa belum perhitungkan soal ini, total investasi mereka (pabrik surimi) 110 juta dollar, dan kalau mati kita kehilangan devisa 200 juta dollar per tahun dari kegiatan ekspor (pabrik surimi)," kata Budhi.

Sementara itu, Pelaksana tugas Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar mengatakan  langkanya bahan baku pabrik pasta ikan itu bukan disebabkan karena adanya larangan penggunaan alat tangkap cantrang.

Lebih daripada itu, menurut dia bisnis daging ikan lumat ini lebih membutuhkan sumber daya ikan secara massif alih-alih ikan kecil dan cacat.

ADVERTISEMENT

"Pasokan bahan baku untuk pabrik surimi itu tidak hanya di Indonesia, Thailand, Jepang, Vietnam mereka juga mengeluh, karena apa? Memang bisnis ini membutuhkan bahan baku yang sangat banyak, bukan masalah soal cantrang dilarang atau tidak," kata Zulficar.

Lebih jauh, menurut Zulficar kebutuhan bahan baku untuk industri ini bisa mencapai 1000 ton ikan per hari atau sama dengan 200.000-300.00 ton ikan per tahun.

"Ini tidak realistis, alokasi tangkapan ikan demersal yang diperbolehkan untuk setiap Wilayah Pengolahan Perikanan (WPP) per tahun saja tidak mencapai angka sebesar itu," kata dia.

Misalnya kata dia, untuk wilayah laut Jawa (WPP 712) jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum mencapai 256.346 ton untuk ikan demersal, sementara untuk wilayah WPP 713 yakni cakupan Makasar hingga Laut Flores pun hanya sebesar 61.790 ton.

"Tidak mungkin semua ikan itu diperuntukan untuk produksi pabrik," kata Zulficar.

Sehingga, menurut Zulficar agar pabrik-pabrik tersebut bisa tetap beroprasional, sebaiknya kata dia, pabrik-pabrik itu segera melakukan langkah antisipasi. Misalnya, melakukan budidaya perikanan yang hasilnya bisa digunakan sebagai suplai bahan baku, atau bisa juga melakukan impor dari negara lain sesuai dengan kapasitas perusahaan atau pabrik masing-masing.

"Sudah dua tahun sejak kami (KKP) mulai menertibkan penggunaan cantrang, harusnya selama itu perusahaan beradaptasi dan mulai memikirkan bussines plan untuk keberlanjutan perusahaan mereka, bukan memaksakan cantrang terus beroprasi," kata Zulficar.
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER