Ditanya Soal Potong Jari Koruptor, Akil Tampar Wartawan

Akil Mochtar Usai Diperiksa KPK
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
Yadea Hadirkan Motor Listrik Sport Fairing
Terjadi kericuhan saat Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar tiba di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis malam, 3 Oktober 2013. Akil menampar Okta, seorang wartawan dari media cetak nasional.

Shayne Pattynama Beri Kabar Baik untuk Timnas Indonesia

Peristiwa itu terjadi saat Akil akan digelandang ke rumah tahanan KPK. Akil yang baru turun dari mobil tahanan langsung dikerumuni wartawan dan diwawancarai.
Terkuak! Kedermawanan Babe Cabita Diam-diam Beli Baju untuk Anak Panti Asuhan


Di antara kerumunan wartawan yang mewawancarai dan mendokumentasikan kedatangan Akil, seorang wartawan melemparkan pertanyaan perihal ide Akil soal potong jari terhadap koruptor.


"Bapak pernah bilang? Kalau Bapak terbukti bersalah, siap potong jari?" wartawan itu bertanya.


Alih-alih mendapat jawaban, tangan Akil mendadak mendarat di pipi wartawan tersebut. Akil melotot, terlihat marah.


"Tangannya melayang, tidak kencang tamparannya. Saya hanya kaget dan saya pikir saat itu dia marah," kata wartawan.


Tindakan main pukul ini pun membuat wartawan lain yang mengerumuni Akil geram. Kemudian terjadi keributan kecil antara para wartawan dan Akil. Secara sigap petugas keamanan KPK pun berhasil menenangkan situasi dan membawa masuk Akil ke Rutan KPK.


Akil Mochtar pernah mengusulkan pemiskinan bagi para koruptor. Bukan hanya itu saja, agar memberikan efek jera, para pelaku korupsi dipotong jarinya.


"Ini ide saya, daripada harus dihukum mati, kenapa tidak dikombinasi pemiskinan dan memotong salah satu jari tangan koruptor agar jera," kata Akil di Gedung MK, Jumat 9 Maret 2012.


Kata Akil, yang kala itu menjabat juru bicara MK, dengan hukuman potong jari, para pelaku
extra ordinary crime
(kejahatan luar biasa) ini akan kapok. Orang-orang yang akan melakukan korupsi juga takut dengan hukuman seperti itu.


"Saya pikir hukuman seperti ini yang pantas diterapkan. Sekarang ada yang namanya memiskinkan koruptor. Tetapi kalau benar-benar semua hartanya didapat oleh negara. Kalau dipotong jarinya itu kan membuat malu juga, sehingga memberikan efek jera bagi pelaku lainnya," kata Akil ketika itu.


"Lebih baik dimiskinkan dan dipotong jarinya. Sehingga ketika berbaur di masyarakat, masyarakat tahu kalau dia adalah koruptor," katanya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya