Breaking News

ANALISIS MILITER Kebangkitan Militer Rusia 22 Feb 2016 23:54

Pesawat tempur Sukhoi T-50 dan RFS Dmitry Donskoy (TK-208), kapal selam raksasa milik AL Rusia. (Foto: Ist)
Setelah cukup lama pasca Perang Dingin AS terkesan meremehkan kemampuan militer Rusia, kini mereka dikejutkan oleh kehadiran militer Rusia di Suriah yang percaya diri dan berkemampuan prima.

Oleh: Valens Daki-Soo*

 

DARI media massa kita bisa memonitor, terjadi persaingan terselubung maupun terbuka antara Amerika Serikat (SA) dan para sekutu Barat-nya versus Rusia belakangan ini, khususnya di Suriah, dalam konteks memerangi ISIS. Apa yang terjadi di balik perang kontra ISIS sebenarnya bukan sekadar perang melawan gerombolan radikalis-estrimis dan teroris, melainkan serentak juga perlombaan dan unjuk kekuatan militer antara kedua seteru bebuyutan itu.

Persaingan itu memang bukan baru sekarang, dan setelah Perang Dingin berakhir pun rivalitas itu terus bergerak yang antara lain termanifestasi dalam perlombaan senjata dari waktu ke waktu.

Dalam "analisis militer" kali ini, kami sajikan secara umum saja kekuatan militer Rusia saat ini, yang dinilai kembali meningkat tajam setelah sempat menurun pasca Perang Dingin.

Dari perspektif strategis militer, selama 15 tahun di bawah rezim Vladimir Putin Rusia telah bangkit dan muncul kembali sebagai kekuatan militer yang digdaya dan mampu mengimbangi kekuatan Barat. Selain membangun kekuatan darat dan udara yang berbasis nuklir, militer Rusia juga telah membangun kekuatan armada laut dengan kapal selam nuklirnya.

Pada matra darat, Rusia telah menghadirkan tank Armata T-14 yang oleh kalangan analis militer dinilai merupakan tank terkuat dan paling mutakhir di dunia saat ini. Sementara itu, produsen senjata legendaris Kalashnikov telah memproduksi senapan serbu tercanggih dan mematikan, AK-74 M. Senapan terbaru ini diklaim 50 persen lebih akurat untuk menembak dalam jarak 300 meter dalam waktu apa pun dan kondisi cuaca apa saja, dengan akurasi dan presisi yang tinggi.

Jika jumlah personel Angkatan Udara Rusia tercatat yang terbesar ketiga di dunia, Angkatan Darat Rusia memiliki 766 ribu pasukan reguler-organik, selain 2,5 juta pasukan cadangan. Dengan demikian, pasukan darat reguler-organik Rusia merupakan yang terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok  (2,3 juta), India (1,4 juta) dan Amerika Serikat (1,3 juta).

Menyadari ketertinggalannya dari segi teknologi dibanding AS, sejak 2009 Rusia mendongkrak belanja militer secara spektakuler. Tahun 2015 Rusia menggelontorkan 3,2 triliun rubel atau setara dengan 4,5 persen dari PDB Rusia, yang dihabiskan untuk sektor pertahanan. Jumlah itu naik dari 3,6 persen dari PDB Rusia sejak Putin berkuasa pada tahun 2000.

Kekuatan Laut

Setelah cukup lama pasca Perang Dingin AS terkesan meremehkan kemampuan militer Rusia, kini mereka dikejutkan oleh kehadiran militer Rusia di Suriah yang percaya diri dan berkemampuan prima. Sebuah laporan Pentagon (Kementerian Pertahanan AS) menyingkap kekhawatiran Washington atas manuver-manuver mematikan armada militer Kremlin dalam memerangi ISIS di Suriah.

Menurut laporan yang disusun George Fedoroff, pejabat ahli intelijen Angkatan Laut AS dan pemantau militer Rusia, yang berjudul “The Russian Navy: A Historic Transition”, kini AS "baru terjaga" setelah melihat gelar kekuatan Angkatan Laut Rusia di mandala Suriah, seperti dilaporkan Sputnik belum lama ini.

Sebagai contoh, Oktober lalu Rusia meluncurkan rudal-rudal jelajah Kalibr-M dari kapal perang yang digelar di Laut Kaspia. Rudal itu melesat lebih dari 1.500 mil melintasi angkasa Irak dan Iran sebelum akhirnya menghajar basis teroris di Suriah. Pergerakan rudal itu dikabarkan mengejutkan AS. Menurut laporan Fedoroff, Rusia telah membuat "langkah besar" dengan membangun Angkatan Laut yang "sangat tangkas dan mengesankan".

Fedoroff mencatat, armada militer Rusia memiliki banyak kapal perang dan kapal selam, yang saat ini berjumlah 186 kapal. Dia juga memantau persenjataan Angkatan Laut Rusia yang patut dipertimbangkan AS. Menurut Fedoroff, AS telah lama meremehkan kemampuan militer Rusia sejak akhir Perang Dingin. Namun, kini  untuk pertama kalinya dalam 24 tahun Pentagon mulai "memperhatikan kehebatan militer Rusia".

Rupanya, dalam analisis Fedoroff, kemajuan dan pertumbuhan ekonomi Rusia yang kian stabil sejak 2000 memampukan negeri itu merevitalisasi militernya.

Fedoroff menilai, manuver rudal jelajah Kalibr Rusia merupakan tanda meningkatnya kekuatan AL negeri itu.

”(Rudal) Kalibr berpijak pada platform sederhana, seperti (kapal perang jenis) korvet, dengan kemampuan ofensif yang signifikan. Perkembangan kemampuan AL Rusia sangat maju dan mampu menghalangi, mengancam atau menghancurkan target musuh,” tulis Fedoroff.

Keunggulan Udara

Sementara itu, kekuatan Angkatan Udara Rusia pun tak dapat dipungkiri kian menakutkan. Salah satu faktornya, negeri Beruang Merah itu memiliki lima pesawat tempur canggih yang sangat mematikan.

Berikut ini pesawat tempur canggih Rusia sebagaimana dikutip dari laman nationalinterest.

Sukhoi Su-27

Su-27 -- yang oleh NATO dijuluki Flanker -- merupakan jet tempur yang dibikin untuk mengimbangi jet tempur canggih AS F-16. Namun, ternyata Su-27 lebih unggul dalam hal kecepatan. Jet ini mampu meluncur dengan kecepatan 2.525 km/jam, sedangkan F-16 mencatat 2.200 km/jam.

Pesawat tempur ni berkemampuan mengangkut rudal jarak menengah R-27R1 yang punya daya ledak lumayan besar. Selain Vietnam, India dan Tiongkok, TNI AU kita pun sudah menggunakan Su-27 untuk memperkuat armada tempur udaranya.

MiG-29

Jet  tempur yang berjulukan Fullcrum ini mampu bermanuver "penuh gaya" dan sangat mengagumkan di angkasa. Para analis militer menilai, MiG-29 lebih lincah ketimbang Su-27 Rusia maupun F-16 AS. Pesawat ini mampu mengusung berbagai jenis peluru kendali, termasuk rudal AA-8 dan AS-12 yang efektif dan cocok untuk menghancurkan objek di darat.

Suriah, Kuba, Iran dan Korea Utara mengandalkan MiG-29 untuk mempertajam armada AU-nya.

Sukhoi Su-35

Pesawat tempur Su-35 yang dijuluki Super Flanker ini diproduksi dalam rangka merespons tantangan era pasca Perang Dingin. Sebagai pengembangan dari Su-27, jet tempur canggih ini mampu mengangkut beberapa rudal seperti K-77ME dan KH-59.

Lebih andal dan cepat dibanding pendahulunya, Su-27 Flanker, Su-35 Super Flanker lebih garang dan mampu melejit dengan kecepatan maksimum hingga 2.390 km/jam sambil memboyong beban rudal berbobot 8000 kg.

Sukhoi T-50

Nah, inilah pesawat tempur yang sangat diperhitungkan bahkan menakutkan para musuh Rusia.

Jet tempur paling mutakhir ini punya kecepatan dahsyat, mencapai 2.600 km/jam. T-50 dilengkapi berbagai alat tempur penghancur seperti R77, 1.500 kg bom darat dan senapan mesin yang mampu memuntahkan 1.800 peluru per menit.

Sukhoi T-50 jauh lebih unggul dari para pendahulunya, bahkan para analis militer dan pakar pertahanan AS pun berspekulasi bahwa Sukhoi T-50 lebih lincah ketimbang F-35 andalan dan kebanggaan AS.

Pesawat tempur T-50 ini baru digunakan terbatas oleh Rusia sendiri.

Tupolev Tu-160

Dengan julukan Blackjack, bomber atau pesawat pembom ini memiliki kecepatan maksimum 2.220 km/jam.

Kecepatan itu melampaui maximum speed pesawat pembom AS B1-B Lancer yang mencapai 1.448 km/jam. Tentu saja jauh lebih unggul dibanding B-52 milik AS yang hanya mampu melesat 1.000 km/jam.

Bagi negara-negara musuh Rusia, pembom ini ditakuti karena mampu memboyong senjata/bom konvensional maupun nuklir. Dengan kemampuan membawa hulu ledak dalam radius hingga 3.000 km, Tu-160 jelas merupakan "momok udara" yang menebar horor bagi negara lawan manapun.

 

* Penulis adalah pengamat militer

Komentar