Breaking News

REFLEKSI Pegang Kendali Atas Hidup Sendiri 01 Aug 2016 20:32

Article image
Pilihan di tangan Anda: menguasai atau dikuasai gawai/piranti teknologi. (Foto: Ist)
Manusia modern yang gegap-gempita dengan kemajuan IT cenderung larut dalam penggunaan 'smartphone' dan sebagainya, sehingga kerap mengabaikan komunikasi nyata antar pribadi.

Oleh Valens Daki-Soo

 

MUNGKIN sering Anda dengar keluhan orang yang cenderung menyalahkan pihak lain manakala ada masalah. Hal yang sama mungkin bisa terjadi pada diri kita juga. Coba simak isi keluhan semacam ini, "Ah, orang itu sudah membuat hariku buruk". Atau, "Benar-benar sial orang itu. Dia sudah menghancurkan hidup saya!"

Sesungguhnya tak ada orang lain yang bisa melukai diri Anda tanpa seizin Anda. Artinya, apapun 'provokasi' dari luar, Andalah pengendali kehidupan sendiri.

Pribadi yang matang tak membiarkan diri disitir atau dikendalikan pihak luar. Dia paham makna dan arah hidupnya seraya bersikap konsisten dan berupaya keras menggapai atau mewujudkannya.

Dalam proses mewujudkan impian, sering kita bagai terbentur atau dibenturkan pada tebing karang tantangan hidup yang keras dan terjal. Di sinilah kita diuji untuk tetap tenang dalam pengendalian diri yang menenteramkan hati, ataukah terbawa dalam kegelisahan yang bisa merusak atmosfir batin.

Menghadapi segalanya dengan sikap tenang memang tak mudah. Ketenangan bersikap adalah petunjuk kematangan jiwa.

Orang-orang sukses memberi kita contoh dan saran bahwa kita tidak boleh mudah terdistraksi, dibelokkan dari arah tujuan kita.

Kaum bijak mengajarkan, seyogianya kita tetap fokus pada kebaikan yang meluhurkan kehidupan, memajukan diri dan sesama. Sekecil apapun bentuknya, kita dianjurkan tetap berbuat baik kepada sesama dan alam semesta.

Tetaplah pegang kendali atas diri dan hidup Anda. Bersyukur pada saat suka dan tetap tegar manakala dirundung duka adalah ekspresi kematangan pribadi yang mengagumkan, yang penuh kontrol atas diri dan kehidupannya.

Kemampuan mengontrol diri atau mengendalikan hidup dapat dilatih mulai dengan hal-hal kecil. Misalnya, belajar menguasai diri dari hasrat tak terkendali untuk makan banyak. Atau, menahan dan mengolah keinginan yang tak teratur untuk mencari hiburan di dunia malam. Belajar mengendalikan diri untuk tidak terikat pada barang-barang teknologi seperti gawai atau berbagai benda elektronis lainnya.

Dewasa ini manusia modern yang ditandai oleh gegap-gempitanya kemajuan teknologi komunikasi (IT) cenderung larut dalam penggunaan smartphone dan sebagainya sehingga kerap mengabaikan komunikasi riil yang bersifat antar pribadi.

Fenomena semacam ini menjadi tantangan nyata bagi kemampuan kita mengendalikan dan mengolah segala daya dan hasrat diri.

Memang tak mudah, namun tentu saja kita bisa. Manusia telah dibekali Tuhan kemampuan psikospiritual untuk mengatur diri dan menata hidupnya.

Komentar