Breaking News

POLITIK Reshuffle Jilid II, Momentum Ganti Menteri yang Menjauhi Nawacita 04 Apr 2016 20:23

Article image
Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi. (Foto: ilustrasi)
Dalam isu kemadirian, Ray membagi menteri-menteri Joko Widodo dalam tiga kategori, yaitu menteri yang berada di garis nawacita, menunju nawacita dan menjauhi nawacita.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co - Reshuffle jilid II yang ramai dibicarakan harus menjadi momentum untuk mengevaluasi kinerja para menteri Kabinet Kerja Joko Widodo. Reshuffle harus menjadi kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk mengganti para menteri yang dinilai menjauhi Nawacita.

“Presiden sebaiknya mempertahankan menteri yang berada pada garis nawacita dan memberikan arahan tegas para menteri yang menuju nawacita. Menteri yang menjauhi nawacita layak untuk diganti,”ujar aktivis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Dani Setiawan, dalam diskusi Forum Kemandirian Bangsa, di Jakarta, Minggu (3/4), kemarin.

Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti berharap agar presiden Jokowi menjadikan Nawacita dan Trisakti sebagai ukuran reshuffle kabinet. Mereka yang akan keluar dan masuk harus dinilai dengan objektif agar janji-janji presiden dalam nawacita bisa segera terwujud.

Dalam isu kemadirian, Ray membagi menteri-menteri Joko Widodo dalam tiga kategori, yaitu menteri  yang berada di garis nawacita, menunju nawacita dan menjauhi nawacita.

Ray menilai Retno Marsudi, Lukman Hakim Saifuddin, Rizal Ramli, Siti Nurbaya dan Anis Baswedan sebagai menteri di garis nawacita.

Menurut Ray, Menlu Retno berhasil meningkatkan diplomasi internasional serta sangat tegas dalam isu kedaulatan politik termasuk isu laut Cina Selatan dan kemerdekaan Palestina.

Menteri Agama dan menteri Dikbud berada di garis nawacita karena isu membangun kepribadian dalam kebudayaan. Lukman dinilai bekerja keras mengawal isu keberagaman, sedangkan Anis berupaya menjadikan kurikulum nasional menumbuhkan kemandirian di kalangan anak didik.

“Selain itu memperkuat kesatuan nasional melalui kesadaran pluralisme sebagai kekuatan bangsa,”ujar Ray.

Rizal Ramli dan Siti Nurbaya diukur menggunakan pendekatan kemandirian ekonomi. Ray mengatakan, kepretan Rizal Ramli telah membuka mata publik tentang sistem ekonomi yang salah selama ini. Sedangkan Siti Nurbaya dinilai berhasil mengubah paradigma kehutanan yang selama ini hanya melayani pengusaha, tetapi kini melayani rakyat. Hal ini terlihat melalui program 12 juta hektar hutan untuk rakyat. Siti juga dinilai tegas menghukum perusaan besar  pelaku pembakar hutan.

Sementara itu, Dani menyebutkan menteri yang menuju nawacita adalah Ferry Mursyidan Baldan, Susi Pudjiastuti dan Sudirman Said. Ketiga menteri ini belum sepenuhnya menjalankan nawacita.

“Lambannya Reforma agraria, menurunnya kesejahteraan nelayan serta kasus blok Masela dan revisi UU Mineral dan Batubara menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya jalankan nawacita,”ujar Dani.

Sedangkan menteri yang menjahui nawacita adalah tim ekonomi, yang terdiri dari Menteri Keuangan, Menteri Bappenas, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN.

“Mereka dinilai gagal menerjemahkan kemandirian ekonomi dalam kebijakan presiden. Kebijakan ekonomi makin liberal dan jauh dari mandat konstitusi tegas Dani,”ujar Dani.

---

Komentar