PKB: Partai Islam Tak Punya Calon Presiden

Kampanye PKB di Pemilu 2014. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVAnews
PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?
- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB),  Marwan Ja'far, mengatakan partainya cenderung berkoalisi dengan partai berbasis nasionalis dari pada partai berbasis Islam. Alasannya, ia tidak melihat figur yang bisa menjadi pemimpin dari partai berbasis Islam.

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK

"Belum ada figur yang mampu menjadi kandidat capres atau cawapres dalam kerangka partai berbasis Islam. Saat ini kondisinya dilematis," katanya di Jakarta, Jumat 18 April 2014.
Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara


Dia meragukan berbagai tokoh partai Islam yang saat ini muncul ke permukaan. Para tokoh tersebut dianggapnya dalam posisi yang belum meyakinkan untuk menjadi capres ataupun cawapres.


"Kalau toh mau, belum tentu mampu. Kalau toh mampu, belum tentu mau. Kondisinya sangat dilematis," ungkapnya.


Ia menambahkan alasannya, yakni sampai saat ini belum ada tokoh Islam yang punya elektabilitas dan popularitas tinggi, hingga mampu bersaing dengan tokoh dari partai nasionalis. Ini penting di mana persaingan pilpres sangat mengutamakan figur. "Sementara, waktu untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas sangat mepet," katanya.


Sisi finansial partai Islam menjadi perhatian Marwan. Menurutnya biaya kampanye dalam pemilihan presiden sangat tinggi. Ia meragukan partai Islam mempunyai kemampuan finansial.


"Mulai sosialisasi, membuat iklan, kunjungan ke daerah hingga membantu relawan pembentukan tim sukses, semuanya itu membutuhkan biaya tinggi," ujarnya.


Menurut Marwan dalam situasi politik yang dinamis, semua kemungkinan bisa terjadi. Menurutnya politik sangat dinamis dan penuh nuansa ketidakpastian. Marwan menekankan dalam politik kontemporer Indonesia sudah tidak relevan lagi mendikotomikan antara partai berbasis nasionalis dengan partai berbasis Islam.


"Islam itu rahmatan lil'alamin. Segala kemungkinan politik sedang kami kaji secara mendalam dan komprehensif. Dalam konteks Indonesia, Islam tidak perlu diformalisasikan, tapi dilaksanakan secara substantif. Yang penting spirit Islam mewarnai Indonesia," katanya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya