Rabu, 24 Februari 2016

Wisatawan yang mengunjungi di kawasan wisata religi Istiqlal

Wisata religi wali 5 limo yang diadakan di Masjid Istiqlal memperoleh sambutan orang-orang daerah serta mancanegara.
Aktivitas wisata religi Manaqib Qubro di Istiqlal jadi aktivitas yang memperoleh sambutan hangat dari beragam kelompok orang-orang. ‎

Terlihat beberapa puluh ribu umat Muslim terlihat ada dalam aktivitas wisata religi Dzikir Nasional Manaqib Qubro, Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (21/2/2016).

Semuanya terlihat khusuk ikuti acara yang disokong penuh oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu.
Mulai sejak Minggu (21/2/2016) subuh, Masjid Istiqlal dipenuhi beberapa puluh ribu orang.

Ada kelompok orang-orang yang datang dari lokasi Priangan Timur seperti lokasi Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Sumedang, Subang, serta Bandung.

Rombongan ini memakai beragam bus.

Semuanya berbaur, sama-sama berdesakan, mengantre dengan teratur untuk memperoleh air wudlu, serta beristirahat sesaat dengan rangkaian salat sunat, hingga menanti datangnya azan subuh, saat untuk menunaikan keutamaan melakukan salat subuh berjamaah.
Kepadatan itu belum selesai.

Mendekati pagi hari, warga Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung serta Palembang juga turut masuk ke Istiqlal.
Itu belum termasuk juga jamaah asal Malaysia, Brunei Darussalam, serta Singapore.

Mereka seakan demikian semangat, hingga tidak mempedulikan beragam antrian di semuanya ruang.

“Masih ada potensi yang tersembunyi untuk digali, diperkuat serta dimaksimalkan dari wisata religi. Semoga even wisata religi di ‎DKI Jakarta dapat jadi prioritas unggulan yang bisa menyumbangkan gerakan pariwisata di Jakarta serta sekitarnya. Begitu, jadi bakal terbangun citra positif untuk pariwisata DKI Jakarta yg tidak cuma ‎menyajikan wisata yang bersifatentertainment, rekreatif serta hingar-bingar semata, namun bisa jadi destinasi unggulan wisata religi. Terutama Masjid Istiqlal Jakarta, ” terang Menpar Arief Yahya, dalam info tertulisnya di Jakarta, Senin (22/2/2016).

Menurut Arief Yahya, gerakan wisata religi beresiko begitu baik untuk perekonomian.

Dalam kurun saat lima th. paling akhir, berlangsung ‎kenaikan sampai 165 % perjalanan wisata, yang salah satunya jadi peran wisata religi serta yang lebih utama lagi, wisata religi jadi pembeda dengan ciri khas peradaban bangsa Indonesia.

Terdapat banyak penceramah yang tampak di aktivitas Dzikir Nasional Manaqib Qubro, Masjid Istiqlal. Diantaranya pendiri sekalian sesepuh Ponpes Pupusrasa, Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Al Maslul dengan kata lain Abah Gaos, Ketua Yayasan Ponpes Pupusrasa, KH Dadang Mulyawan yang tidak lain menantu dari Abah Gaos, serta penceramah populer KH Jujun Junaedi.

KH Jujun Junaedi mengajak semua jamaah untuk menyiapkan diri jadi bangsa yang siap memenangkan persaingan di pasar bebas
Orang-orang Ekonomi ASEAN (MEA).

“Kita janganlah hanya jadi pasar atau jadi tempat pemasaran product bangsa-bangsa lain di masa MEA. Kita mesti jadi bangsa yang pandai serta produktif supaya tak jadi pemirsa, ” imbau ‎penceramah yang sering tampak di monitor kaca itu. ‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar