Breaking News

INTERNASIONAL Sejarawan: Hitler Menderita “Hypospadias” 25 Feb 2016 11:03

Article image
Adolf Hitler. (Foto: metro.co.uk)
Ada yang menyimpulkan bahwa kekejaman dan penaklukannya atas Eropa hanya merupakan suatu usaha kompensasi untuk menutupi kekurangannya tersebut.

LONDON, IndonesiaSatu.co -- Kisah seputer pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler seakan tidak pernah habisnya. Selain aksi orasinya yang menggelegar dan kekejamannya yang tiada tara, masih saja ada sisi lain darinya yang terus diungkit orang.

Media Inggris telegraph.co.uk edisi (25/2) melaporkan klaim  dua sejarawan, Jonathan Mayo dan Emma Craigie. Menurut kedua sejarawan, Hitler menderita hypospadias, sebuah kondisi di mana dia memiliki alat kelamin tidak normal alias berukuran sangat kecil.

Karena itu, ada yang menyimpulkan bahwa kekejaman dan penaklukannya atas Eropa hanya merupakan suatu usaha kompensasi untuk menutupi kekurangannya tersebut.

Dalam buku berjudul “Hitler's Last Day: Minute by Minute”, mereka menulis rekam medis yang tidak terungkap yang menegaskan cacat alat kelamin yang dimiliki Sang Fuhrer. Dalam kondisi yang lebih buruk penderita akan mengalami kesulitan membuang air seni lewat saluran yang normal tetapi harus dibuatkan saluran pengganti.

Tulisan tersebut keluar hanya dua bulan setelah seorang sejarawan Jerman mengatakan bahwa dia telah menemukan bukti bahwa Hitler hanya memiliki satu testis sebagaimana syair lagu yang terkenal tahun 1939. Syair lagu tersebut berbunyi, “Hitler has only got one ball, The other is in the Albert Hall”.

"Hitler sendiri dipercaya memiliki dua bentuk kelainan pada alat kelamin: hanya memiliki satu buah testis dan kondisi langka yang disebut penile hypospadias yakni kondisi di mana saluran kencing berada di bagian bawah penis," tulis Mr Mayo dan Ms Craigie.

Penemuan ini dapat menjelaskan beberapa hal, di antaranya mengapa Hitler takut terlihat telanjang yang akan membuatnya marah besar. Persoalan ini yang menjadi salah satu topik hangat di antara para sejarawan.

Dalam biografinya tentang Hitler, sejarawan Inggris Ian Kershaw mengatakan bahwa pemimpin Nazi kelahiran Ausria tersebut menolak melakukan aktivitas seksual atau sejenisnya karena dia takut ketahuan kelainannya tersebut.

Meskipun demikian, ada bukti lain bahwasanya Hitler memiliki kehidupan romantic bersama seorang wanita sepanjang hidupnya, yakni Eva Braun yang akhirnya bersama-sama bunuh diri pada 30 April 1945. Penulis biografi lain asal Jerman bernama Heike Görtemaker, bahkan menegaskan bahwa pasangan Hitler-Eva bahagia dan menikmati kehidupan seksual yang sehat.

Dokter pribadi Hitler, Theodor Morell telah mendiagnosa Fuhrer mengalami hypospadias dan memberinya hormon dan amphetamines untuk memperbaiki fungsi seksualnya.

Jonathan Mayo memulai karir jurnalistik ketika bergabung dengan radio dilanjutkan dengan televisi BBC pada 1987, di mana dia memenangkan penghargaaan untuk film dokumenternya. Dia adalah penulis buku The Assassination of JFK: Minute by Minute and D-Day: Minute by Minute. Mayo tinggal di Surrey bersama istri dan putranya.

Sedangkan Emma Craigie adalah seorang penulis dan guru. Dia adalah penulis Chocolate Cake with Hitler dan Who Was King Henry VIII. Craigie tinggal di Somerset bersama suami dan empat anaknya.

--- Simon Leya

Komentar