Produsen Sereal Kellogg’s Stop Gunakan Kelapa Sawit Perusak Hutan Tropis

Setelah memulai kampanye sejak September 2011 silam, Girl Scout USA atau gerakan Pramuka Perempuan di Amerika Serikat akhirnya memenangkan pertarungan untuk memperjuangkan penggunaan kelapa sawit yang bersertifikasi dalam biskuit produksi mereka dengan merk sama, Girl Scout, yang merupakan hasil kerjasama dengan produsen makanan Kellogg’s di AS.

Gerakan yang dimotori oleh dua anggota Pramuka Perempuan AS bernama Madison Vorva (kini berusia 19 tahun) dan Rhiannon Tomtishen (kini berusia 18 tahun) dimulai sejak tahun 2007 silam, saat keduanya memulai kampanye untuk menekan penggunaan kelapa sawit yang merusak hutan tropis di Indonesia dan berbagai belahan dunia lain. Berbagai perusahaan yang diduga terlibat dalam penebangan hutan hujan tropis, seperti Cargill, dan produsen makanan ringan Kellogg’s (yang memproduksi biskuit untuk Girl Scout) karena membeli kelapa sawit yang tidak bersertifikasi menjadi sasaran kampanye yang dilakukan oleh kedua gadis belia ini.

kellogg_logo_300dpi

Kampanye yang dimulai oleh keduanya akhirnya berbuah pada tanggal 14 Februari 2014 silam, setelah Kellogg’s memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kelapa sawit yang tidak bersertifikasi ramah lingkungan. Lewat komitmen baru ini, Kellogg’s akan membeli kelapa sawit secara penuh dari produsen yang bersertifikasi pada akhir tahun 2015.

“Kellogg’s akan mewajibkan seluruh pemasok kelapa sawit untuk merunut sumber kelapa sawit hingga ke perkebunan yang sudah diverifikasi sesuai dengan standar ramah lingkungan; sejalan dengan prinsip-prinsip untuk melindungi hutan, lahan gambut dan masyarakat, serta patuh dengan semua prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil),” ungkap produsen sereal raksasa ini dalam media rilis mereka.

Pembabatan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. Foto: Aji Wihardandi
Pembabatan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. Foto: Aji Wihardandi

“Sebagai sebuah perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, membeli kelapa sawit dari sumber yang bisa dilacak dan transparan sangat penting bagi kami, dan kami bekerjasama dengan para pemasok kami untuk memastikan bahwa kelapa sawit yang kami gunakan tidak terkait dengan deforestasi, perubahan iklim dan melanggar Hak Asasi Manusia,” ungkap Kepala Perusahaan Bagian Keberlanjutan Kellogg’s Diane Holdorf.

Komitmen Kellogg’s ini muncul setelah mereka bekerjasama dengan Green Century Capital Management, sebuah lembaga pendanaan yang memiliki saham di perusahaan ini. “Green Century mendukung Kellogg’s dalam keputusan soal kelapa sawit ini, dimana hal ini akan memastikan nilai-nilai utama perusahaan akan disebarkan ke seluruh pemasok mereka dan menciptakan nilai yang berarti bagi pemegang saham dan lingkungan,” ungkap Lucia von Reusner, pengacara Green Century Capital Management.

Tabel: Penggunaan Kelapa Sawit di Amerika Serikat
Tabel: Penggunaan Kelapa Sawit di Amerika Serikat

Hal senada juga disampaikan oleh UCS atau Union of Concerned Scientist (Persatuan Pakar Peduli) yang berupaya membersihkan industri kelapa sawit dari sumber-sumber yang tidak bertanggung jawab. “Kami berharap komitmen Kellogg’s menjadi standar bagi industri. Kami ingin melihat semua produsen kelapa sawit membuat produk mereka dengan nilai-nilai ini dan pihak perusahaan meninggalkan pemasok yang tidak bisa membuktikan bahwa kelapa sawit mereka bebas dari deforestasi, tidak merusak lahan gambut dan bebas dari konflik,” ungkap Manajer Kampanye UCS dalam program Tropical Forest & Climate Initiative, dalam pernyataannya.

Orangutan, seringkali menjadi target kekerasan akibat dianggap sebagai hama perkebunan. Foto: OIC
Salah satu dampak dari ekspansi perkebunan kelapa sawit. Orangutan, seringkali menjadi target kekerasan akibat dianggap sebagai hama perkebunan. Foto: OIC

Produksi minyak kelapa sawit, terutama di Asia Tenggara dianggap sebagai sumber terbesar dari hilangnya hutan tropis di Indonesia dan Malaysia. Namun sejumlah tekanan yang dialamatkan oleh para akivis lingkungan kepada sejumlah perusahaan pengguna kelapa sawit dunia membuat mereka mulai memperbaiki pola pembelian kelapa sawit, baik itu perusahaan makanan, kosmetik dan sabun. Kebijakan ini juga yang kemudian menjadi penekan bagi dua perusahaan terbesar di Asia Wilmar dan Golden Agri Resources untuk memperbaiki praktek dalam perkebunan mereka.

0522deforestation-indonesia2

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,