Meski demikan, RIM menolak jika disebut cuma bisa berjualan di Indonesia.
"Tidak benar jika kami hanya berjualan di Indonesia. Contohnya, kami sudah membuat program akademik yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan penjualan produk," kilah Gregory Wade, RIM Regional Managing Director.
Akhirnya, banyak anggapan bahwa RIM hanya memanfaatkan Indonesia sebagai 'mesin uang'. Sebab, produsen asal Kanada itu dianggap tidak melakukan banyak investasi di negeri ini, termasuk dengan mangkirnya komitmen membangun server BlackBerry.
"Tolong, kami ingatkan kepada RIM, jangan mikir masalah jualan saja sedangkan kewajiban-kewajiban mereka terabaikan," kecam Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto.
Namun lagi-lagi, RIM menepis tudingan itu dan mengaku sudah melakukan semua kesepakatannya dengan Pemerintah Indonesia. "Kami sudah menjalankan semuanya sesuai kesepakatan," tandas Wade, saat ditemui detikINET di Suntec Covenvention Centre, Singapura, Kamis (8/12/2011).
(eno/rou)