Breaking News

INTERNASIONAL Tiongkok Tingkatkan Latihan bagi Armada Laut Tiongkok Selatan 17 Apr 2016 19:30

Article image
Peta konflik klaim wilayah antar negara di Laut Tiongkok Selatan. (Foto: inquirer.net)
Latihan-latihan yang dimulai 7 April itu mencakup metode-metode baru seperti pelatihan dalam lingkungan elektromagnetik.

BEIJING, IndonesiaSatu.co -- Armada Laut Tiongkok Selatan, bagian dari militer Tiongkok, menggelar latihan-latihan dengan menggunakan metode-metode yang ditingkatkan menyerupai kondisi-kondisi pertempuran sebenarnya untuk meningkatkan efektivitas tempur armada itu. Demikian rilis berita yang disiarkan harian Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, Minggu (17/4).

Latihan-latihan yang dimulai 7 April itu mencakup metode-metude baru seperti pelatihan dalam lingkungan elektromagnetik. Sebelumnya armada itu juga menggelar latihan-latihan di semua cuaca, pelatihan jarak pandang dan terbang rendah, kecepatan tinggi untuk membiasakan para pilot, menurut artikel itu.

"Berpikir mengenai situasi-situasi khusus bahkan dalam suatu cara yang lebih rumit, untuk membuat situasi musuh bahkan lebih berbahaya, untuk membuat lingkungan medan tempur bahkan lebih seperti nyata," kata Panglima Divisi di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, Tian Junqing.

"Ini merupakan cara penting supaya pasukan angkatan laut dan angkatan udara dekat dengan tuntutan-tuntutan pertempuran nyata dan mempercepat model produksi transformatifnya bagi kekuatan tempur," kata Tian.

Secara khusus artikel itu tidak menyebutkan di mana lokasi latihan di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Armada-armada itu akan melakukan latihan-latihan serangan maritim 24 jam lebih lanjut dan taktik-taktik militer lainnya, tambahnya.

Mereka juga akan berkoordinasi dengan peringatan-peringatan udara dini, pertahanan anti pesawat di darat dan kapal-kapal permukaan, di antara cabang-cabang lain di militer.

Tiongkok mengklaim sebagian besar LTS. Melalui kawasan itu, perdagangan dunia senilai 5 triliun dolar Amerika Serikat melintasinya tiap tahun.

Tetangga-tetangganya di Asia Tenggara termasuk Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam, juga mengklaim sebagian laut itu, begitu juga Taiwan.

--- Sandy Javia

Komentar