Breaking News

INTERNASIONAL Tinggalkan Hangzhou, Presiden ke Laos Hadiri KTT ASEAN 06 Sep 2016 06:25

Article image
Presiden Jokowi, Ibu Negara dan rombongan meninggalkan Hangzhou. (Foto:Setkab.go.id)
Senin pagi, Presiden Joko Widodo menjadi pembicara utama pada sesi kedua KTT G-20. Sesi kedua ini membahas tentang tata keuangan dan ekonomi global.

HANGZHOU, IndonesiaSatu.co -- Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninggalkan Hangzhou Republik Rakyat Tiongkok, Senin (5/9/) malam, pukul 19.25 Waktu Setempat (WS) guna bertolak menuju Laos melalui Bandar Udara Internasional Hangzhou Xiaoshan dengan menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1.

Di Vientiane Laos, Presiden diagendakan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-28 dan ke-29.

Upacara penutupan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 2016 yang digelar pada sore hari di Hangzhou International Expo Center menandakan berakhirnya rangkaian kunjungan kerja ke Tiongkok kali ini.

Senin pagi, Presiden Joko Widodo menjadi pembicara utama pada sesi kedua KTT G-20. Sesi kedua ini membahas tentang tata keuangan dan ekonomi global.

Saat memberikan pidatonya, Presiden mendorong dibentuknya sistem perpajakan internasional yang lebih adil dan transparan di antara anggota negara-negara G-20.

Selain itu, Presiden juga mendukung diterapkannya “Automatic Exchange of Information (AEoI)” yang akan bermanfaat dalam mengatasi arus keuangan terlarang.

"Saya percaya, transparansi keuangan melalui AEoI akan bermanfaat dalam mengatasi arus keuangan terlarang yang telah menghasilkan kerugian bagi negara-negara berkembang selama bertahun-tahun," ujar Presiden seperti dikutip dari siaran pers Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin (5/9/2019) malam.

Sebanyak empat sesi dialog diikuti Presiden Jokowi pada gelaran KTT G-20 yang berlangsung dari pagi hingga sore hari.

Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana penerbangan ke Laos, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Sekretariat Presiden Darmansyah Djumala, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Hadi Tjahjanto, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andri Hadi, Staf Khusus Presiden Johan Budi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono.

 

---

Komentar