JawaPos.com--Perwakilan PT BJE (Bara Jaya Energi) mengakui bahwa pihaknya memang terlambat membayar gaji ratusan karyawan. Hal itu terjadi sebagai dampak dari krisis ekonomi secara global.
Menurut Legal Officer PT BJE, Rusman Saragih, harga batu bara dunia saat ini sedang anjlok. Akibatnya, pihak perusahaan tak berani memproduksi batu bara secara besar-besaran sejak beberapa bulan terakhir.
Situasi itu praktis membuat kondisi keuangan perusahaan terganggu. Meski demikian, tambah Rusman, pihaknya tidak berniat untuk memberhentikan karyawan secara sepihak. (Baca: Gaji Tak Dibayar 2 Bulan, Ratusan Buruh PT BJE Serbu DPRD)
Hal itu sesuai dengan arahan dari Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak beberapa waktu lalu yang meminta perusahaan menghindari PHK. “Kami berupaya tidak ada PHK. Selain itu kami juga berusaha mencari cara agar sama-sama hidup,” katanya saat ditemui Samarinda Pos, Selasa (22/9).
Berdasarkan hasil dialog antara perwakilan karyawan, perusahaan, DPRD dan Dinas Tenaga Kerja di Gedung DPRD, akhirnya manajemen PT BJE menyatakan bersedia membayarkan gaji karyawan periode Juli dan Agustus yang sempat tertunda.
“Tidak hanya karyawan kelas bawah, tapi kepada 657 karyawan yang bernasib sama. Hak mereka pasti kami bayar,” tegas Rusman. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa manajemen PT BJE tidak punya rencana mem-PHK karyawan hingga Desember mendatang.
Karena itu, ia meminta para karyawan yang masih ingin bekerja tetap melaksanakan kewajibannya dengan baik. “Yang mau bekerja silakan bekerja. Pihak perusahaan berkomitmen akan memenuhi hak karyawan. Tapi kalau ada karyawan yang mau berhenti juga tidak masalah,” tutupnya.
Sebelumnya, ratusan karyawan PT BJE mendatangi DPRD untuk mengadu karena gaji mereka tidak dibayarkan oleh perusahaan sejak dua bulan terakhir. Selain itu, gaji mereka bulan September juga belum dicairkan. (aya/jpg)
