Monday, December 15, 2014

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 150

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 149.

Sinopsis 'Jodha Akbar' episode 150 (13th January 2014)
Sinopsis 'Jodha Akbar' episode 150 (13th January 2014)

Sukanya kembali ke Agra. Jodha senang sekaligus terkejut bertemu dengannya setelah sekian lama. Mereka mengenang kembali masa lalu dan membicarakan betapa cepatnya Shivani tumbuh, dll.

Sementara itu, Shivani berniat menuju istana sebelah utara untuk memenuhi undangan Mirza, dimana terdapat beberapa orang sedang menggarap dinding. Moti menawarkan diri untuk menemaninya, tapi Shivani menolaknya dan memutuskan pergi bersama beberapa pelayan lainnya. Maham sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua.

Mirza sendiri Hakim telah sampai dan memantau pekerjaan. Tejawant masih terus bekerja di dinding tertentu. Mirza mengagumi karya yang dibuat Tej dan memujinya. Dia memberitahu bahwa tunangannya, yaitu Shivani (adiknya Ratu Jodha), menyukai karya seni patung. Tej terkejut mendengar nama kekasihnya disebut sebagai tunangan oleh Mirza. Meski begitu, dia berusaha menenangkan diri. Tidak lama kemudian Shivani tiba. Mirza mengucapkan terima kasih karena telah menerima undangannya.

Saat berbincang, Mirza memberitahu Jodha-lah yang telah memberinya informasi jika Shivani sangat menyukai kesenian, khususnya patung. Awalnya, Shivani mengira jika Jodha telah memberitahu dirinya menyukai Tej, saat Mirza menunjuk dinding. Namun, Shivani lega setelah sadar dirinya hanya salah paham. Di sini, Maham mengintip juga (ish, nih emak-emak rempong).

Setelah Mirza pergi, Shivani menemui Tej, yang telah menunggunya. Mereka berpelukan dan berdiskusi kapan akan kawin lari. Di sini, lagi-lagi mak rempong (Maham) juga mencuri dengan pembicaraan.

Adegan berpindah. Semua wanita Ameri duduk di balkon. Daadisaa memberikan Jodha hadiah berupa lehenga choli. Sementara itu, para wanita Mughal kembali. Daadisaa juga memberikan hadiah kepada mereka semua. Sebagai balasannya, Hamida juga memberikan hadiah kepada mereka semua, termasuk Jodha. Dia memberikan Jodha pakaian Mughal.

Jodha galau. Pakaian mana yang musti dikenakannya? Lehenga choli pemberian Daadisaa atau pakaian Mughal pemberian mertuanya?

Ruqaiya bertanya pada ibu mertuanya, Hamida, kenapa memberikan Jodha pakaian Mughal? Padahal, Jodha sama sekali tak menghormati Mughal.

Kembali adegan pindah. Jalal duduk di atas singgasananya. Matanya nyalang mencari-cari keberadaan Jodha. Ketika semua tamu mulai berdatangan, pengawal memberitahu Ratu Jodha telah tiba. Mata Jalal mengarah ke pintu. Saat Jodha benar-benar muncul, segera matanya meluruh.

Pada akhirnya, Jodha memilih mengenakan pakaian Mughal, yang berwarna hijau dan krem. Jalal senang sekaligus terkejut dan matanya tak bisa melepaskan diri dari Jodha.
Jodha datang ke depan. Pembawaannya yang manis, cantik, dan ramah membuat Jalal kaget. Namun, Jalal membalas senyuman Jodha dan hanya memandanginya ketika Jodha pergi duduk di sebelah Hamida.

Hamida menyatakan senang pada Jodha karena mengenakan pakaian pemberiannya. Jodha menjawab jika dirinya ingin menyambut Shivani sebagai salah satu permata (baca: ratu) Mughal. Jalal mencuri pandang Jodha. Begitu pula sebaliknya.

Upacara dimulai dengan suasana penuh khidmat. Para penari mulai menari-nari. Sementara Jalal-Jodha menganggap orang lain ngekos. Soalnya mereka terus saling pandang.

Maham mengingatkan Ruqaiya lagi rencana Jodha mendekati Jalal untuk menjadi istri khusus. Wajah Ruqaiya menegang. Dia marah!

Sementara itu, Rahim ikut menjadi salah seorang penari di upacara ini. Jodha terkekeh melihat tarian Rahim. Jalal tertangkap basah oleh Jodha telah mencuri-curi pandang ke arahnya.

Setelah rangkaian tari-tarian, Bharmal mengatakan kepada Jalal bahwa mereka berencana untuk melakukan ritual tertentu dan menyebutkan akan lebih baik jika Jalal bergabung bersama mereka. Terlebih Jalal adalah menantu mereka. Jalal setuju dan mengatakan jika Ratu Jodha telah menghormati Kasultanan Mughal dengan mengenakan pakaian Mughal, maka dia akan melakukan ritual dari Rajvanshi.

Ritual dilakukan untuk memberi shagun secara berantai. Jalal meminta sinyal Ruqaiya untuk maju. Jalal menerima shagun, kemudian memberikannya kepada Ruqaiya. Berikutnya yang diberikan adalah Salima, dan seterusnya.

Tiba Jodha pada giliran berikutnya. Jalal melembutkan mata saat menatapnya. Dia memberikan sinyal pada Jodha – seperti sebelum-sebelumnya. Jodha bingung harus melakukan apa, tapi Jalal segera menunjuk hidungnya sendiri. Jodha yang bingung menggosok hidungnya.

Jalal di mata melunakkan menatapnya lagi. Sama seperti semua cara ini terjadi, Jalal sinyal sesuatu kepadanya. Jodha bingung. Dia menunjuk pada hidungnya. Jodha, bingung, mulai menggosok hidungnya. Pada akhirnya, Jodha sadar jika Jalal menunjuk hidungnya untuk memperbaiki letak cincin hidungnya yang salah. Dia tersenyum dan memperbaikinya. Kemudian, Jodha menatap Jodha meminta tolong jika masih salah. Jalal tersenyum dan mengangguk.

Jalan berdiri sendirian di Taman Angoor (dia terlihat keren dengan pakaian birunya). Jodha datang dan bertanya kenapa Jalal memanggilnya? Jalal berbalik menghadap Jodha dan menjawab bahwa dirinya memanggil Jodha karena satu alasan. Sambil melemparkan tersenyum pada Jodha, Jalal mengatakan, “Kau cantik hari ini, Jodha.”

Jodha tersenyum dan mengucapkan terima kasih padanya. Jalal kembali memunggungi Jodha dan mengatakan bahwa pakaian Mughal sangat cocok dikenakannya. Dia bertanya apa Jodha berencana mengubah agamanya juga? Jodha menjawab tidak dan menjawab itu hanya ada dalam mimpi Jalal saja. Jalal tertawa. Jodha menjelaskan jika dia mengenakan pakaian itu demi menyenangkan hati Hamida. Jalal menjawab tidak apa-apa, tapi dia merasa Jodha memiliki pikiran lain waktu mengenakan pakaian itu. Pakaian itu hijau terang dan Jodha sangat tahu jika dirinya sangat menyukai warna itu. Jadi, disimpulkan Jalal jika Jodha mengenakannya untuknya juga.

Jodha mengganti topik pembicaraan. Namun, Jalal tidak tertarik. Dia ingin mengatakan hal lain. Jodha bertanya apa? Jalal mengatakan bahwa pakaian yang dikenakan Jodha lebih cocok dikenakan Benazir.

Jodha mencoba bersikap tenang dan mengatakan tidak ada masalah dengan itu. Jalal bertanya kenapa Jodha tidak cemburu kali ini? Jodha menjelaskan bahwa dia sudah mengatakan pada diri sendiri takkan terpengaruh jika Jalal menghabiskan waktu dengan wanita lain. Jalal mengatakan padanya sekarang Jodha cukup baik sekarang – bahwa tiap kali Jodha berkata “iya”, maka sebenarnya “tidak”. Jika Jodha mengatakan tidak terpengaruh, maka sebelumnya berarti maksudnya dulu terpengaruh? Jodha mengatakan jika Jalal tidak memiliki apa-apa untuk dibicarakan, maka dia akan pergi.

Waktu berbalik pergi, mendadak Jodha berhenti. Jalal tertawa dan mengatakan bahwa hati Jodha sama sekali berbeda dengan apa yang diucapkan.

Jalal kemudian bertanya apa yang ada di pikiran Jodha ketika malam itu menghina dirinya? Jodha bingung dengan pertanyaan itu. Dia berjalan kembali. Jalal mengatakan bahwa dia menunggu penjelasan itu.

Saat mau berjalan, Jodha melihat Jalal memungut gelang kakinya yang terlepas. Jalal meminta Jodha mengambilnya – sebelum menuduh Jalal mencuri. Jodha mengulurkan tangannya, sehingga Jalal menyerahkannya. Jalal memberikan gelang kaki itu di tangan Jodha dan melipat tangan Jodha.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 151.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 150

0 komentar:

Post a Comment