Breaking News

REFLEKSI Ini Hidupmu, Hidupilah dengan Sungguh... 01 Mar 2016 08:13

Article image
Alam yang indah dan berseri. (Foto: Ist)
Kehidupan yang sungguh dihidupi adalah seperti kita sepenuhnya menghirup udara segar di tengah alam yang indah dan asri, menikmati aroma bunga yang cantik dan alami, seperti kita mengunyah kata per kata dalam puisi.

Saat Anda sekilas melirik refleksi kecil ini, saya berharap semoga di hati Anda tengah mekar rasa syukur kepada Tuhan Sang Khalik Semesta.

Bersyukur untuk kehidupan. Ya, untuk segalanya. Termasuk untuk pengalaman getir masa silam? Ya, betul. Bukankah Anda jadi sekuat ataupun sehebat sekarang karena terbukti telah mampu melintasi 'sahara' kehidupan?

Kehidupan yang sungguh dihidupi adalah kehidupan yang diberi makna. Kehidupan seperti itu tidak disia-siakan dengan pengerdilan diri dan pelecehan terhadap sesama. Energi diri disumbangkan untuk kebaikan dan kemajuan, bukan dihamburkan untuk mencela sesama, meratapi diri, menyesali kegagalan dan memprotes "dunia yang tidak adil".

Kehidupan yang sungguh dihidupi adalah seperti kita sepenuhnya menghirup udara segar di tengah alam yang indah dan asri, menikmati aroma bunga yang cantik dan alami, seperti kita mengunyah kata per kata dalam puisi.

Kehidupan yang sungguh dihidupi adalah jalan di mana orang berbagi keberanian, kekuatan dan semangat. Jalan yang dilewati orang-orang berhati mulia, yang melihat segala makhluk sebagai bagian dari keutuhan semesta, suatu "orkestra akbar" yang memperdengarkan melodi tentang cinta Ilahi tak bertepi.

Kehidupan yang sungguh dihidupi adalah sebuah wahana tempat cinta ditemukan dan dialami dengan kedamaian jiwa, kejernihan budi, kebeningan nurani dan keindahan hati.

Memang dunia kadang keruh oleh berbagai konflik, krisis, kepahitan, luka, emosi negatif, ambisi tak terkendali, padamnya api harapan dan redupnya sukacita. Namun, pribadi yang sungguh menghidupi hidupnya akan selalu punya alasan untuk melihat secercah terang dalam kondisi yang paling kelam sekalipun.

"This is your life, and live it to the fullest without stepping on other people's toes". Hiduplah sepenuhnya tanpa menginjak jari kaki orang lain, ataupun menginjak kaki sendiri, dengan emosi-emosi negatif. Bukankah diri Anda terlampau luhur untuk dibiarkan 'meleleh' dalam dendam dan angkara?

Semoga kita mampu menjadi "matahari kecil" yang berbagi cahaya kebaikan, memancarkan pengaruh positif, berkata dan berbuat baik -- tak peduli kebaikan itu diakui orang atau tidak.

"This is your life and you must find your big self." Ini hidupmu, dan temukan 'pribadi besar' dalam diri Anda.

 

--- Valens Daki-Soo

Komentar