Kehujanan, Lengan Mesin Karya Tawan Rusak

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 11:22 WIB
Pekerjaan I Wayan Sumardana sebagai tukang las terhambat karena mesin tangannya rusak terkena air. Ia harus mencari sejumlah komponen untuk memperbaikinya.
I Wayan Sumardana alias Tawan, memperlihatkan alat bantu kerjanya sebagai tukang las yang berbentuk seperti lengan robot di bengkelnya yang terletak di Desa Nyuhtebel, Karangasem, Bali. Minggu, 24 Januari 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Karangasem, CNN Indonesia -- Nama I Wayan Sumardana alias Tawan tengah menjadi pembicaraan dalam seminggu belakangan. Seorang tukang las asal Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, ini mendadak menjadi sorotan karena lengan mesin yang dibuatnya.

Lengan mesin yang disebut-sebut layaknya lengan robot tersebut hangat diperbincangkan karena nyaris semua komponennya berasal dari bahan bekas atau rongsokan, ditambah konon menggunakan sensor otak menambah rasa penasaran.

Tapi kini, lengan mesin itu sudah rusak, mati dan tidak berfungsi lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Silahkan masuk. Tapi ini alatnya sudah rusak. Karena kehujanan," kata Tawan, menyambut kedatangan CNNIndonesia.com ke bengkelnya, Minggu (24/1).

Kami tak bisa langsung berbincang dengan Tawan. Kala itu Tawan sedang sibuk melayani permintaan wawancara media televisi di bengkelnya yang sangat sederhana. Beberapa warga sekitar juga nampak datang untuk sekadar melihat lengan mesin.

ADVERTISEMENT

Sang istri, Ni Nengah Sudartini, menyodorkan buku tamu dan meminta kami mengisinya. Di sana terlihat beberapa nama dari jurnalis, instansi pemerintah, warga sipil, hingga dosen yang datang untuk melihat karya Tawan.

CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Selesai diwawancara di depan kamera, Tawan lantas tak segera menemui kami. Dia memilih melanjutkan pekerjaan. Sebuah alat las diangkut menggunakan sarung tangan dengan tali panjang untuk menyelesaikan pesanan pintu.

"Ya, begini kalau sudah tidak ada alat (lengan mesin) itu. Saya harus kembali menggunakan sarung tangan. Jadi kalau saya ingin mengerakkan tangan, ya saya tarik ini talinya. Ditambah masih harus pakai kaki juga untuk melakukan kerjaan yang lain," katanya sambil memotong besi-besi.

Tangan kiri Tawan lumpuh. Dia menceritakan, bahwa sebelum alat lengan mesin itu jadi, dia menggunakan sarung tangan ini untuk bekerja. Keinginannya untuk bertahan hidup bersama istri dan ketiga anaknya membuat Tawan pantang menyerah.

"Sabtu (23/1) kemarin memang hujan di sini. Saya sore sedang berobat ke rumah sakit di Karangasem, alat ini memang saya tinggal di bengkel. Kan ini memang tak semuanya tertutup. Jadi kena air. Pas saya mau nyalakan, buss keluar asap. Sudah rusak itu semua," katanya, dengan raut muka kecewa.
CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.

Sejak beberapa media datang silih berganti menemuinya, alat kerjanya ini tak digunakan untuk bekerja dan malah untuk sekadar difoto atau diarahkan sesuai dengan kebutuhan publikasi.

Beberapa dosen dan akademisi yang datang, menurut Tawan ada yang dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana, pun mencoba untuk melihatnya dan melakukan pengujian.

"Mungkin ketika sudah tidak banyak tamu saya mau akan membetulkannya lagi. Tapi tidak tahu kapan selesainya, tergantung saja seberapa lama ada komponennya. Saya hanya ingin cepat bekerja saja. Banyak pelanggan komplain karena terlalu lama pesanannya belum dikerjakan," ujarnya lagi.

Selesai memotong besi pesanan, dia pun meletakkannya alat lasnya, menerima CNNIndonesia.com untuk diwawancarai dan blak-blakan menceritakan awal mula lengan mesin ini dibuat hingga kritik yang datang karena dianggap membuat kabar hoax.
 
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER