Persiapan Pensiun di Usia 20-an

Banyak yang menyesal ketika pensiun tiba karena hura-hura di usia muda. Di antara jutaan pekerja usia 20-an, hanya segelintir yang memikirkan soal pensiun. Bahkan mereka yang segelintir itu bisa jadi bakal diolok-olok teman sebaya ketika mengetahui mereka sudah mulai mempersiapkan pensiun, kendati di usia yang relatif muda.

Masa muda kerap dipandang masa yang penuh hura-hura. Bagaimana tidak, setelah sekian lama “menodong” uang dari orang tua – yang kerap kali jumlahnya terbatas – kini mendadak para kaum muda itu memiliki uang sendiri dari pekerjaan yang mereka lakukan. Uang sendiri berarti, ya, suka-suka menggunakannya, dong!

Tetapi kalau dipikir ulang, berapa lama, sih, usia muda penuh hura-hura itu bisa berlangsung? Paling maksimal 10 tahun, ketika Anda menginjak usia 30. Atau ketika Anda memutuskan untuk berumah tangga, lantas memiliki momongan. Saat itu Anda harus bisa mengerem hura-hura.


Lalu, apa kabar dengan rencana pensiun Anda?

Sejatinya, walau penghasilan saat muda belum seberapa banyak, sikap Anda dalam memandang uang – dan mengaturnya – merupakan hal yang mutlak diperlukan. Karena pada halnya persiapan pensiun mirip dengan persiapan menjalani kehidupan Anda saat ini. Bedanya adalah kini Anda masih memiliki penghasilan dan tubuh yang sehat, saat pensiun otomatis penghasilan Anda berkurang atau bahkan hilang sama sekali, dan kondisi tubuh tentunya tidak sebugar masa muda.

Untuk itu yang harus Anda lakukan adalah menghitung 3P.

Pemasukan. Mempersiapkan pensiun seharusnya termasuk mempersiapkan alternatif pemasukan ketika Anda sudah tidak bekerja lagi. Artinya, kalau Anda memutuskan untuk tidak bekerja lagi selepas masa purna bakti, maka Anda harus memiliki simpanan uang dalam jumlah yang cukup banyak untuk menanggung kehidupan di masa pensiun. Menyimpan uang sejak masa muda adalah kuncinya.

Jangan bayangkan menyimpan uang dalam jumlah besar ketika Anda berusia 20an, karena pada saat itu penghasilan Anda juga masih belum terlampau besar. Namun konsistensi dalam mengumpulkan uang dan memanfaatkan berbagai instrumen investasi seperti reksadana, merupakan jawabannya. Dalam hal ini pepatah ‘sedikit-sedikit menjadi bukit’ berlaku benar.

Memulai investasi dari usia muda, walau dengan uang sedikit, misalnya, akan memberikan hasil yang luar biasa di kemudian hari, ketimbang berinvestasi di usia tua dengan jumlah uang yang banyak. Selain membutuhkan uang banyak, rentang waktunya juga terlampau pendek, sehingga uang yang dihasilkan tak akan maksimal.

Contoh dari kegiatan ini dilakukan oleh ‘Bapak Investasi Dunia’ Warren Buffet, yang sejak muda sudah menginvestasikan uangnya di berbagai instrumen investasi.

Pengeluaran. Ketika pensiun otomatis pengeluaran lebih kecil. Begitu anggapan umum. Namun benarkah demikian? Kenyataannya, lebih banyak orang yang pensiun menderita ketimbang yang senang-senang. Penyebabnya: ketidakmampuan untuk mengurangi pengeluaran. Padahal penghasilan yang didapatkan sekarang sudah jauh berkurang dibanding ketika masih bekerja, sehingga hal ini membuat ‘besar pasak dari tiang’.

Untuk itu, memiliki sikap hemat sejak usia muda dapat menjadi kunci kesuksesan pengendalian pengeluaran di masa pensiun. Hal-hal yang selama ini memang sudah dihemat, bisa lebih dihemat. Jadi, apabila penghasilan berkurang 50 persen, sedangkan pengeluaran berkurang sampai 60 persen, maka penghematan masif dapat dilakukan untuk memperpanjang usia kenyamanan keuangan saat pensiun Anda.

Tentunya, dalam mengurangi pengeluaran anda tetap tidak bisa berlaku konyol dan semaunya. Ada batasan-batasan kepatutan sesuai dengan kebutuhan riil yang harus tetap dipenuhi.

Proteksi. Mengapa premi asuransi jiwa lebih murah saat Anda masih muda ketimbang saat sudah tua? Karena perusahaan asuransi menganggap ketika masih muda seseorang belum rentan terhadap berbagai penyakit. Itu sebabnya sejak muda Anda harus memproteksi diri, terutama bila Anda merupakan tulang punggung bagi banyak orang.

Jangan abaikan pula asuransi kesehatan. Walau penting, banyak sekali orang yang mengandalkan asuransi kesehatan yang diberikan oleh kantor. Sehingga, ketika pensiun mereka akan kelimpungan mencari asuransi kesehatan yang dapat memberikan pertanggungan sebaik saat mereka ditanggung oleh asuransi dari kantor. Akibatnya, premi yang harus dibayarkan membeludak.

Memiliki asuransi kesehatan sejak muda tidak hanya memungkinkan Anda memiliki premi yang lebih kecil, tetapi juga kesinambungan di masa depannya akan lebih terjamin. Walau mungkin fasilitas yang diberikan tidak sebaik yang diberikan oleh kantor, tetapi karena ini adalah asuransi milik Anda sendiri, maka Anda dapat lebih fokus ke kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang tidak ditanggung oleh kantor Anda.

Selain asuransi jiwa dan kesehatan, lindungi pula aset-aset Anda dengan asuransi. Dengan demikian ketika aset Anda mengalami musibah, Anda tidak akan habis-habisan keluar uang di masa muda, yang mungkin saja membuat kondisi keuangan Anda di masa depan morat-marit karenanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar